Robotickidz, Komunitas Asyik Buat Si Cilik Belajar Robot

Tak main-main, berbagai kejuaraan nasional mampu mereka raih.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 27 Desember 2018 | 19:45 WIB
Suasana saat Robotickidz mengadakan perlombaan. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)

Suasana saat Robotickidz mengadakan perlombaan. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)

Hitekno.com - Terdapat sebuah komunitas belajar robotik yang asyik di Yogyakarta. Dinamakan dengan Robotickidz, komunitas belajar ini sudah mampu meraih banyak prestasi di tingkat daerah maupun nasional.

Robotickidz berdiri pada tahun 2012 dan awalnya hanya dijalankan oleh beberapa pengajar saja. Bayu, sang pendiri Robotickidz mengakui bahwa ia menyukai pendidikan terutama jika berhubungan dengan anak-anak.

Awalnya dia banyak membaca berita dari luar negeri terutama yang berasal dari Jepang.

Baca Juga: Seperti Big Hero 6, Robot Swarm Bisa Membentuk Struktur

Bayu melihat bahwa di negara lain sana, banyak anak-anak yang sudah bisa merakit ponsel atau robot dengan tangan mereka sendiri.

Di Cina sendiri, smartphone sudah menjadi industri rumah tangga dan sebagian orang sudah bisa merakit smartphone.

Bayu merasa bahwa Indonesia sudah kalah jauh sehingga ia berangan-angan untuk mendirikan sekolah robot.

Baca Juga: Ariane, Robot Laba-Laba Raksasa yang Berkeliaran di Prancis

Akhir masa kuliah, tepatnya pada semester akhir, Bayu sudah memikirkan bahwa ia mantap untuk mendirikan sebuah komunitas belajar tentang robot.

Di tahun 2011 setelah lulus dari kuliahnya di UGM, pemilik nama Bayu Ihsan Romadhon merintis sekolah robot pada tahun 2012 dan diberi nama dengan Robotickidz.

Mengapa Tertarik Mengajarkan kepada Anak Kecil?

Baca Juga: Mirip Lil Miquela, Indonesia Punya Robot yang Jadi Selebgram

Bayu Ihsan Romadhon, sang pendiri Robotickidz. (HiTekno)
Bayu Ihsan Romadhon, sang pendiri Robotickidz. (HiTekno.com/Rezza Dwi Rachmanta)

Bayu merasa iri dengan anak-anak di luar negeri yang sudah ''melek teknologi'' sedangkan di Indonesia kebanyakan ''kenal saja'' belum.

Bayu menilai anak-anak Indonesia cenderung ke arah konsumtif daripada produktif.

Pendiri Robotickidz itu merasa bahwa ia dan timnya perlu mengenalkan teknologi robot sedini mungkin kepada anak-anak.

Baca Juga: Robot Makin Mirip Manusia, Memicu Daya Tarik dan Ketakutan

Mereka fokusnya memang ke anak-anak karena ketika kuliah biasanya sudah ada jurusan tersendiri.

''Pada awalnya, saya merasa iri ya dengan kondisi yang ada di luar negeri. Di sana, kebanyakan anak-anak sudah bisa merakit gadget dan robot mereka sendiri. Sementara di sini anak-anak cenderung konsumtif,'' kata Bayu kepada tim HiTekno.com.

Anak-anak terutama di umur 6 hingga 12 tahun atau yang masih duduk di bangku SD biasanya masih jauh dalam mengenal teknologi robot.

Robotickidz lebih fokus kepada anak-anak dengan ekonomi menengah ke bawah. Namun tak menutup kemungkinan mereka juga menerima murid dengan tingkat ekonomi yang lebih baik.

Robot itu terkesannya mahal di mata orang-orang, mereka belum tahu teknologi robotika itu seperti apa.

Seperti workshop yang dilakukan oleh robotickidz di Jogja Digital Expo 2018, kebanyakan peserta workshop adalah anak-anak yatim.

Robotickidz bekerja sama dengan Rumah Zakat dan Yatim Mandiri untuk mengenalkan teknologi robot kepada anak-anak dengan ekonomi menengah ke bawah.

Bayu menjelaskan bahwa mereka menyasar sekolah-sekolah yang tak terjamah misalnya di pinggiran kota Yogyakarta.

Robotickidz bahkan pernah menyelenggarakan workshop mengenai robot di daerah Sanden, Bantul, Yogyakarta.

Mereka juga memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada SD di Yogyakarta yang membutuhkan pelatihan robotika.

Cara Membuat Anak-anak Tertarik pada Robot?

Anak-anak sedang menyiapkan robot sebelum pertandingan. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)
Anak-anak sedang menyusun robot saat workshop. (HiTekno.com/ Rezza Rachmanta)

Hampir semua sistem pembelajaran di Robotickidz menggunakan sistem ''praktik langsung'' sehingga anak-anak lebih tertarik dan paham.

Biasanya satu anak dibekali dengan satu robot sehingga lebih antusias dalam memperhatikan.

Maksimal di dalam workshop, satu robot untuk dua anak dan diharapkan membuat anak-anak lebih aktif.

Mereka juga melakukan demonstrasi pada awal workshop mengenai sejarah, jenis-jenis, hingga cara membuat robot.

Robotickidz cenderung menghindari terlalu banyak teori di dalam workshop mereka.

Teori yang terlalu banyak sering membuat anak-anak justru berlarian kesana - kemari dan tidak berkonsentrasi.

Para pengajar juga mengusahakan anak-anak dalam kondisi kondusif sehingga lebih tercipta keakraban.

Ada Anak-anak yang Tidak Suka Robot, Bagaimana Cara untuk Membuat Anak-anak Tertarik?

Robot transport berbentuk truk menjadi juara desain terbaik. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)
Robot transport berbentuk truk menjadi juara desain terbaik. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)

Pengajar Robotickidz biasanya melakukan ''show'' dulu dengan menampilkan robot yang akan mereka buat.

Tak hanya itu, Robotickidz juga menjelaskan bagaimana kegunaan robot setelah mereka buat.

Misalnya, robot transporter bisa berguna untuk mengangkat dan memindahkan barang.

Robot line-follower bisa memanfaatkan garis dan bisa mengikuti pola sesuai dengan deteksi sensornya.

Manfaat mengetahui ilmu robotik secara dini?

Nominasi robot dengan desain terbaik. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)
Anak-anak mendesain robot dengan kreatif. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)

Bayu menanamkan kepada para pengajar di Robotickidz untuk tidak memprioritaskan skill pada anak-anak.

Namun Bayu menginginkan inovasi dan insipirasi anak-anak setelah mendapatkan materi ajar tentang robot.

''Yang kita pentingkan di sini adalah bukan skill-nya, namun kita ingin anak-anak mendapatkan inspirasi dan dapat berkreasi secara kreatif,'' kata Bayu kepada tim HiTekno.com.

Itu seperti workshop yang mereka lakukan di Jogja Digital Expo 2018 pada akhir November.

Mereka meminta para peserta untuk menghias robot transporter sesuai dengan kreativitas masing-masing peserta.

Ketika mereka sudah selesai mengikuti workshop, anak-anak akan teringat bahwa mereka sudah berimajinasi dalam membuat sesuatu.

Meskipun robot transporter yang mereka buat sangat sederhana, namun ''inspirasi yang besar'' diharapkan bisa diingat meski mereka sudah dewasa nanti.

Pantauan tim Hitekno.com saat mengikuti workshop mendapatkan anak-anak memang sangat kreatif dalam menghias robot.

Mereka bisa membuat robot dengan desain Spongebob, truk, kepik merah, bahkan menjadikan robot mereka sebagai robot Garuda.

Untuk teknologinya sendiri, Robotickidz mengaku masih kalah dengan komunitas robot yang ada di Jepang.

Namun dengan adanya kekreatifan ini, anak-anak bisa mengenal robot dengan lebih mudah.

Apa Saja Robot yang Dibuat?

Contoh komponen robot sebelum dirakit oleh anak-anak. (Robotickidz)
Contoh komponen robot sebelum dirakit oleh anak-anak. (Robotickidz)

Robotickidz mengajarkan miniatur robot sederhana kepada para peserta didik mereka. Terdapat robot mekanik, robot motor, robot line-follower, robot walker, robot laron, dan robot transporter.

Anak-anak biasanya tertarik dengan robot laron karena kemampuan robot tersebut dalam mengikuti cahaya.

Robot laron termasuk dalam Light Following Robot sehingga ia akan mengikuti cahaya menggunakan sensor tersendiri.

Untuk lomba, biasanya robot transporter dan robot line-follower yang sering diikutkan.

Robot transporter sendiri berbentuk seperti miniatur kendaraan kecil dengan semacam penjepit yang ada di depannya.

Anak-anak sering menjuarai lomba menggunakan robot transporter binaan dari Robotickidz.

''Kita menginginkan anak-anak belajar robot yang aplikatif. Jadi mereka tidak akan menganggap robot sebagai sebuah mainan saja,'' kata Slamet, salah satu pengajar di Robotickidz.

Prestasi dan Jumlah Peserta didik

Kumpulan kejuaraan yang pernah diikuti dan dimenagkan oleh peserta didik Robotickidz. (Robotickidz)
Kumpulan kejuaraan yang pernah diikuti dan dimenagkan oleh peserta didik Robotickidz. (Robotickidz)

Sejak 2012, Robotickidz sudah mendidik ratusan peserta dari berbagai daerah.

Tidak hanya di Yogyakarta, Robotickidz juga mempunyai mitra di Bekasi dan Bontang, Kalimantan Timur.

Setiap tahunnya, peserta workshop dari Robotickidz berubah-ubah jumlahnya.

Karena setiap tahun terdapat peserta yang lulus, Robotickidz memperkirakan jumlah peserta didik mereka sudah di angka lebih dari 500 anak.

''Alhamdulillah, anak-anak didik menjuarai beberapa kompetisi yang pernah diselenggarakan di Indonesia,'' kata Bayu kepada tim HiTekno.com.

Berikut beberapa kompetisi yang pernah diraih oleh para peserta didik RoboticKidz:

  • Juara 1 Wubbi Robosoccer Competition Bank Indonesia 2014
  • Juara 3 Lomba Robotic Transportation Competition 2015
  • Juara 3 Lomba Line Follower Dinas Sleman 2017
  • Juara 3 Lomba Robot Electro Fair 2017
  • Juara 1 Lomba Robot Tranporter 2018
  • Juara 2 Robotic Games 2018
  • Juara Umum Nasional Lomba Robot Transporter 2018


Pandangan Dunia Robotik di Indonesia dan Dunia

Robot OriHame-D juga bisa berinteraksi. (Nippon)
Robot OriHame-D bisa berinteraksi. (Nippon)

Tim Robotickidz menilai bahwa sekarang perkembangan robot global sangat luar biasa.

Apalagi sekarang kita sudah memasuki revolusi industri 4.0, salah satu yang berkembang maju adalah teknologi robotik.

Perkembangan internet yang begitu pesat dan semakin canggihnya teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan akan menjadikan robot semakin maju.

Kita harus siap menghadapi revolusi industri karena perkembangan teknologi semakin masif.

Robotickidz ingin berkontribusi meskipun kecil dengan mengajarkan kepada anak mengenai robot sedini mungkin.

''Kita ingin mengenalkan bahwa teknologi sekarang sudah berkembang pesat lho, apalagi di luar negeri robot humanoid-nya sudah mirip dengan manusia. Kulit robot jika disentuh juga bisa ngerasain karena ada sensornya. Kiat ingin mengenalkan itu ke anak-anak,'' kata Bayu dalam penjelasannya.

Salah satu pengajar di Robotickidz menjelaskan bahwa sekarang robot sudah ditempatkan di pabrik atau industri-industri berat.

Kita harus mengenalkan sedini mungkin kepada anak-anak agar Indonesia tidak terlalu jauh tertinggal.

Di Indonesia sendiri potensi robotik masih sangat besar terutama dalam pembuatan mobil atau industri pengemasan makanan.

Industri di Indonesia tidak terlepas penggunaannya dengan memanfaatkan teknologi robotik.

Bahkan otomatisasi robot bisa mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu industri.

Jika kita tidak memiliki pendidikan tertentu suatu saat nanti kita akan dikalahkan oleh robot.

Bahkan di rumah tangga terdapat robot pembersih, perangkat smart home, serta teknologi smart city, itu semuanya tidak terlepas dari otomatisasi robot.

Salah seorang peserta didik bernama Yaafi berharap bahwa suatu saat nanti robot di Indonesia bisa seperti yang ada di film.

''Aku pengen robot di Indonesia bisa seperti yang ada di film. Awalnya aku kira robot seperti Gundam tapi ternyata dapatnya seperti ini. Aku pengen robot di Indonesia canggihnya seperti di film-film yang aku tonton,'' kata Yaafi kepada tim HiTekno.com.

Sistem Mengajar dan Mitra yang Telah Bekerja Sama

Para pengajar dari Robotickidz. (Robotickidz)
Para pengajar dari Robotickidz. (Robotickidz)

Kalau di Yogyakarta sendiri Robotickidz mempunyai 10 pengajar dan biasanya mereka mengajar dibagi menjadi beberapa shift.

Mereka mengajarkan para peserta didik melalui kegiatan ektrakurikuler di sekolah maupun ketika workshop di luar.

Para pengajar akan aktif mendidik peserta Robotickidz dari hari Senin hingga Minggu.

Biasanya satu hari ada skitar 2 hingga 3 Sekolah Dasar yang akan bekerja sama dengan Robotickidz terkait kegiatan ekstrakurikuler mereka.

Satu pengajar biasanya akan membimbing sekitar 10 orang anak agar lebih efektif.

Sudah banyak SD maupun beberapa SMP yang telah bermitra dengan Robotickidz.

Sekolah yang sudah bekerja sama dengan Robotickidz termasuk SD Budi Mulia, SD IT Salman Al-Farisi, SD Juara, SD IT Jabal Nur, SMP IT Salman AL-Farisi, SMP IT Bina Umat, SMP IT Ihsanul Fikri, SMP IT Baitussalam, dan masih banyak lagi.

Suasana Belajar dan Suka Duka di Robotickidz

Yafi peserta berumur 12 tahun sangat antusias mengikuti NRC 2018 di JEC. (HiTekno/ Rezza Rachmanta)
Yafi peserta berumur 12 tahun sangat antusias mengikuti NRC 2018 di JEC. (HiTekno.com/ Rezza Rachmanta)

Mengajari anak-anak tidak semudah yang kita pikirkan sebelumnya, hal itu juga dialami oleh Robotickidz. Bayu menjelaskan bahwa mereka sering melakukan pendekatan secara personal kepada anak-anak hingga mereka paham materi yang diajarkan.

Agar anak tidak berlarian kesana-kemari, pengajar akan memberikan aksesoris robot atau contoh robor yang sudah jadi kepada anak-anak. Itu akan meminimalisir anak-anak SD yang masih suka berlarian.

Namun ada juga pengalaman yang kurang enak saat menghadapi anak yang susah diatur. Salah satu pengajar yang mempunyai nama lengkap Slamet Riyadi itu mengatakan bahwa mengajari anak-anak di rentang usia 6-12 tahun ''susah-susah gampangI'.

''Kesulitan dalam mengajari anak-anak SD ya jelas susah-susah gampang, karena anak kecil masih suka bermain dan berlari-lari,'' kata Slamet kepada tim HiTekno.com.

Untuk mengatasi hal tersebut Slamet menjelaskan bahwa pengajar akan kembali menerangkan rule atau peraturan yang harus dipatuhi sejak awal.

Jika anak selesai mengerjakan satu bagian komponen saja, pengajar akan memberi mereka sebuah apresiasi agar anak tersebut senang.

Agar anak-anak tidak suka bercanda dan mengobrol satu sama lain ketika pelatihan sedang berlangsung, pengajar akan berusaha memberikan gambaran penjelasan materi yang menarik.

Keceriaan saat berhasil merakit miniatur robot. (HiTekno)
Keceriaan saat berhasil merakit miniatur robot. (HiTekno.com/ Rezza Dwi Rachmanta)

Slamet bercerita bahwa ia bergabung menjadi Robotickidz sejak akhir tahun 2016 saat masih kuliah di semester akhir. Ia mengaku bahwa dirinya menyukai saat mengajar di Robotickidz.

Melihat anak-anak yang belajar robot secara antusias dapat memberikan kesenangan dan rasa bangga tersendiri.

Pantauan tim HiTekno saat mengikuti pelatihan, anak-anak terlihat ceria dan bersemangat ketika pengajar memberikan materi tentang robot.

Salah satu peserta didik Robotickidz yang bernama Sultan Yaafi mengaku bahwa dirinya sangat senang mengikuti pembelajaran mengenai ilmu robotika.

Tak hanya senang, ia juga merasa mendapatkan teman baru saat mengikuti workshop atau lomba.

''Rasanya senang waktu belajar di sini, aku juga bisa mendapatkan banyak teman,'' kata Yaafi kepada tim HiTekno.com.

Robotickidz juga menjadi salah satu faktor yang membuat Bayu Ihsan Romadhon mendapatkan berbagai macam penghargaan.

Dengan usaha mandiri lainnya yang tergabung dalam Digilab seperti Digilab Store, Rumah Sains, dan usaha lainnya, ia berhasil mendapatkan penghargaan dari beberapa institusi.

Bayu berhasil mendapatkan piagam penghargaan sebagai finalis nasional Wirausaha Muda Mandiri tahun 2013 dari bank Mandiri dan Wirausaha Muda Pemula Berprestasi tahun 2013 dari Kemenpora.

Jika pembaca HiTekno mempunyai saudara atau adik yang masih SD dan ingin belajar mengenai robot, kamu bisa mengunjungi situs Robotickidz di sini

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB