Geger Fenomena Awan Berbentuk Tsunami di Makassar, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kira-kira apa penyebabnya ya, kok bentuknya menyeramkan?

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 02 Januari 2019 | 20:30 WIB
Awan berbentuk tsunami di Makasar. (Instagram/ Makassar__info)

Awan berbentuk tsunami di Makasar. (Instagram/ Makassar__info)

Hitekno.com - Sebuah awan berbentuk tsunami di langit Makasar pada hari Selasa (01/01/2019) menghebohkan warga sekitar. Tak hanya warga sekitar, netizen di Instagram juga heboh karena postingan dari @makassar__info mengenai awan aneh.

Sebuah video yang memperlihatkan awan yang diketahui berada di atas Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar itu membuat heboh netizen.

Bagaimana tidak, awan berwarna abu-abu kehitaman itu terekam melalui seorang netizen yang diketahui sedang berada di mobil.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Kiamat 2019 Bisa Terjadi Karena Objek Ini

Awan yang menggulung-gulung sepanjang beberapa kilometer ini terlihat seperti akan menerjang daratan.

Berbentuk seperti ombak di laut, semakin membuat netizen terheran-heran dengan fenomena ini.

Dalam penjelasan ilmiah, awan berbentuk tsunami ini memang merupakan peristiwa alam yang biasa.

Baca Juga: Ajaib, Ilmuwan Cina Sukses Ubah Tembaga Menjadi Emas

Jadi itu bukan merupakan sebuah pertanda yang sering ditakutkan banyak pihak.

Video yang memperlihatkan awan berbentuk tsunami di Makasar. (Instagram/ makassar__info)
Video yang memperlihatkan awan berbentuk tsunami di Makasar. (Instagram/ makassar__info)

Meski begitu, keberadaan awan ini cukup berbahaya bagi dunia penerbangan apabila tekanan dan angin yang ada di dalamnya berhembus cukup kuat.

Keberadaan awan berbentuk tsunami ternyata juga pernah terjadi di Birmingham, Alabama, Amerika Serikat.

Baca Juga: Ilmuwan Teliti Feses Bangsa Viking, Ungkap Penderitaan Tersembunyi

Peristiwa tersebut juga membuat geger warga sekitar karena kebanyakan dari mereka akan bertanya,'' Apa ini tsunami di langit?''

Karena sempat viral, ''tsunami langit'' tersebut dijelaskan oleh Cloud Appreciation Society.

Organisasi tersebut merupakan organisasi internasional yang didirikan oleh ilmuwan pada tahun 2005.

Baca Juga: Ilmuwan MIT Ciptakan Mesin Pengecil, Canggihnya Seperti di Film

Cloud Appreciation Society adalah sebuah komunitas yang bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan pengetahuan khususnya tentang awan.

Mereka terdiri dari 42 ribu anggota yang tersebar di 115 negara di seluruh dunia.

Ilmuwan yang berada Cloud Appreciation Society menjelaskan bahwa terdapat fenomena yang disebut dengan ketidakstabilan Kelvin-Helmholtz pada awan berbentuk tsunami.

Awan berbentuk Tsunami pernah terjadi di Alabama. (NPR)
Awan berbentuk Tsunami pernah terjadi di Alabama. (NPR)

Awan itu biasanya terbentuk di daerah dataran luas di mana angin dengan cepat mengubah kecepatannya sehingga menciptakan turbulensi.

Awan dengan kerapatan lebih banyak akan bergerak cepat di atas lapisan yang lebih lambat, lebih tebal, dan dapat menyeret permukaan sebelumnya, sehingga menciptakan efek seperti ''ombak''.

Dikutip dari Daily Mail, awan yang berbentuk tsunami yang menyentuh tanah biasanya merupakan gabungan awan dari awan Stratus.

Namun apabila terjadi pada ketinggian yang lebih tinggi, itu merupakan gabungan dari awan Cirrus ketika arus udara bertemu dengan kecepatan dan tekanan yang berbeda.

Gabungan awan tersebut dan perbedaan tekanan sering menciptakan awan berbentuk tsunami sehingga kadang meresahkan masyarakat.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB