Matahari akan Berubah Menjadi Kristal, Ini Waktunya

Selama ini kita telah melihat bola kristal di angkasa.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 12 Januari 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi Matahari menjadi bola kristal. (Pixabay/ Alexas_Fotos)

Ilustrasi Matahari menjadi bola kristal. (Pixabay/ Alexas_Fotos)

Hitekno.com - Di usia tua mereka, bintang dapat berubah bentuk menjadi benda angkasa lain. Begitu juga pusat tata surya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebelum benar-benar mati, Matahari berubah menjadi kristal.

Penelitian yang dipublikasikan pada hari Rabu (09/01/2019), di jurnal Nature mengungkap sesuatu yang mengejutkan.

White dwarf star atau dikenal sebagai bintang katai putih akan mendingin menjadi bola kristal yang sangat besar dan super berat.

Baca Juga: Ini Tempat Terbaik Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin 2019

Itu juga akan terjadi pada Matahari kita sekitar 10 miliar tahun yang akan datang.

Katai putih atau katai degenerasi adalah bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar.

Katai putih termasuk bagian dari dwarf star atau bintang katai, bintang dengan ukuran kecil dan tingkat luminositas rendah.

Baca Juga: NASA Luncurkan Pesawat menuju Matahari, Materialnya Anti Leleh

Ketika memasuki fase katai putih, bintang mengalami degenerasi elektron yang dianggap sebagai tahap terakhir dalam evolusi bintang.

Ilustrasi pesawat menuju Matahari. (NASA)
Ilustrasi pesawat menuju Matahari. (NASA)

Dalam fase itu, bintang tidak cukup masif untuk ''hancur'' menjadi bintang neuron atau lubang hitam.

''Semua bintang katai putih akan mengkristal di beberapa titik dalam evolusi mereka. Katai putih yang lebih besar akan melalui proses lebih cepat,'' kata ketua peneliti Pier-Emmanuel Tremblay, dari University of Warwick.

Baca Juga: Matahari Terbit 16 Kali Sehari, Ini Cara Astronot Puasa dan Salat

Dikutip dari Futurism, itu berarti bahwa miliaran katai putih di galaksi kita telah ''menyelasaikan proses''.

Tremblay mengatakan bahwa selama ini kita telah melihat bola kristal logam di langit.

Penelitian terbaru ini didasarkan pada pengamatan dari pesawat ruang angkasa Badan Antariksa Eropa (ESA) yang bernama Gaia.

Baca Juga: Serem! Ini yang Bakal Terjadi Saat Badai Matahari Menyerang Bumi

Ilustrasi katai putih. (NASA)
Ilustrasi katai putih. (NASA)

Data dari Gaia menunjukkan adanya ''overabundance'' atau luapan warna yang tidak bisa dijelaskan pada sebuah bintang.

Namun model menunjukkan bahwa ''pembacaan data'' dapat dijelaskan jika bagian dalam bintang sudah mengeras menjadi kristal.

Peneliti memprediksi bahwa katai putih akan mendingin menjadi bola langit besar dengan inti yang terbuat dari oksigen terkristalisasi.

Sementara ekterior bintang atau lapisan bintang akan terbuat dari krsital karbon seperti berlian.

Bukti bahwa katai putih dan juga bisa termasuk Matahari akan menurun tingkat luminositasnya memperkuat prediksi peneliti 50 tahun lalu.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB