Hitekno.com - Start-up yang berusia tiga tahun mencoba meluncurkan roket ke luar angkasa yang hampir seluruhnya dicetak dari printer 3D.
Roket tersebut cukup diremehkan mengingat proses pembuatannya yang tidak seperti roket konvensional.
Namun setelah mendapat izin dari Angkatan Udara AS untuk melakukan peluncuran pertamanya pada Lauch Complex 16, sebagian pengamat mulai yakin dengan roket dari printer 3D.
Baca Juga: Mengerikan, Awan Tsunami di Mamuju Ini Buat Warga Heboh
Relativity Space sudah mendapatkan izin resmi untuk meluncurkan roket dari printer 3D di situs peluncuran Cape Canveral, Florida, Amerika Serikat.
Start-up ini merupakan perusahaan pembuat roket yang didirikan oleh SpaceX dan alumni Blue Origin.
Relativity Space mengungkapkan sebuah kontrak baru dengan Angkatan Udara AS pada pekan ini.
Baca Juga: Youtube Melarang Video Challenge dan Prank yang Seperti Ini
Hal itu berarti roket dari printer 3D milik Relativity Space dapat meluncur dari situs yang tidak pernah digunakan sejak tahun 1988.
Jika perusahaan itu berhasil meluncurkan roket secara teratur dari lokasi, mereka bisa memperpanjang kontrak hingga 20 tahun.
Relativity Space terkenal berkat printer 3D raksasa mereka yang bernama Stargate.
Baca Juga: Stargate, Printer 3D Terbesar di Dunia untuk Cetak Roket
Printer 3D Stargate yang memiliki ukuran sebesar bangunan mampu membuat sebuah roket yang dapat meluncur ke orbit luar angkasa.
Dikutip dari Futurism, rencana jangka panjang perusahaan cukup ambisius yaitu mencetak roket 3D di Mars.
Pencetakan 3D roket akan lebih sederhana dan memungkinkan desain yang lebih efisien, lebih sedikit bagian yang bergerak, dan konstruksi yang lebih cepat.
Baca Juga: Gokil, Kornea Buatan Berhasil Dicetak dengan Printer 3D
Roket pertama yang dicetak, Terran 1, hanya membutuhkan waktu 60 hari untuk membangunnya.
Roket tersebut memiliki muatan maksimum sebesar 1.250 kilogram dan direncanakan akan menuju orbit rendah Bumi segera.
Terran 1 akan melakukan peluncuran uji coba pertama pada tahun 2020, dengan misi komersial dimulai pada tahun 2021.
Roket yang terbuat dari printer 3D adalah ide yang menarik karena membuat roket lebih cepat dan lebih murah.