Meteorit Tabrak Bulan Saat Super Wolf Blood Moon, Ini Penampakannya

Peneliti sangat bahagia melihat fenomena langka ini.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 23 Januari 2019 | 13:30 WIB
Bintik putih sebagai gambaran tabrakan meteorit. (University of Huelva/ Jose Maria Madiedo)

Bintik putih sebagai gambaran tabrakan meteorit. (University of Huelva/ Jose Maria Madiedo)

Hitekno.com - Super Wolf Blood Moon mencapai puncaknya pada hari Senin (21/01/2019) kemarin. Salah satu pengamat gerhana Bulan berhasil menangkap sebuah pemandangan langka, meteorit tabrak Bulan saat terjadi gerhana.

Apa yang disebut ''Super Wolf Blood Moon'' ditunggu-tunggu oleh jutaan orang di dunia.

Kata Super artinya gerhana Bulan ini terjadi saat purnama sekaligus berada dekat dengan Bumi.

Baca Juga: Cina Kirim Binatang dan Tumbuhan ke Bulan, Mau Bikin Apa?

Dengan posisinya di titik terdekat dengan Bumi, maka Bulan akan memancarkan cahaya yang lebih terang dan besar dari biasanya.

Lalu kata Blood sebagai sebutan jika warna Bulan akan memerah seperti darah. Warna ini bisa terbentuk karena bayangan Bumi menutupi permukaan Bulan.

Sedangkan kata Wolf berasal dari kata serigala. Ketika Bulan purnama tiba, biasanya serigala akan keluar lalu melolong.

Baca Juga: Mematikan, Debu Bulan Ternyata Menyebabkan Kanker

Gerhana Bulan ini terjadi di masa-masa terjadinya Bulan Purnama saat serigala pada keluar untuk melolong. Karena itulah namanya Super Blood Wolf Moon.

Penampakan meteorit yang menabark Bulan terlihat sebagai titik putih. (Timeanddate.com)
Penampakan meteorit yang menabrak Bulan terlihat sebagai titik putih. (Timeanddate.com)

Selama gerhana, beberapa orang melihat kilatan kecil, bintik kuning-putih singkat, muncul di permukaan Bulan selama siaran online berlangsung.

Sebagian orang harus mengamati melalui siaran online karena Super Wolf Blood Moon hanya terjadi di Amerika Selatan, Amerika Utara, sebagian wilayah barat Eropa dan Afrika.

Baca Juga: Buat Video Ala Roket, Gadis Ini Akhirnya Ke Bulan

Sebuah kilatan kecil atau titik putih terlihat menabrak permukaan Bulan.

Profesor Astrofisika Jose Maria Madiedo di University of Huelva Spanyol telah mengonfirmasi bahwa dampak tabrakan itu adalah asli.

Dampak meteorit bulan telah difilmkan sebelumnya, tetapi tidak selama gerhana.

Baca Juga: Bukan Ide Bagus, Bulan Palsu Cina Bisa Berdampak Pada Lingkungan

Sebelumnya, Madiedo mempunyai firasat akan ada ''sesuatu yang terjadi'' sehingga ia menggandakan jumlah teleskop.

Dikutip dari Newscientist, Madiedo membawa 8 teleskop khusus yang sebelumnya hanya 4 teleskop.

''Saya benar-benar bahagia ketika ini terjadi,'' kata Madiedo.

Dia mencatat bahwa kilatan itu cukup terang dan itu menghantam Bulan pada saat gerhana.

Madiedo belum secara resmi menghitung ukuran meteor yang menabrak Bulan.

Namun ia berspekulasi bahwa ukurannya kira-kira sebesar bola dengan berat sekitar dua kilogram.

Peneliti mengungkapkan bahwa kejadian tabrakan metorit di Bulan sangat langka apalagi ketika Super Wolf Blood Moon.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB