Kita Duduk di Atas Bom Waktu, Pasokan Air Tanah Global Terancam Krisis

Bom waktu bisa meledak saat anak cucu kita mewarisi Bumi.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 24 Januari 2019 | 14:00 WIB
Ilustrasi kekeringan. (Pixabay/ 41330)

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay/ 41330)

Hitekno.com - Terdapat banyak realitas yang cukup mengganggu akibat perubahan iklim di seluruh dunia, termasuk cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut. Para ilmuwan memperingatkan bahwa ada ''bom waktu'' yang diabaikan oleh masyarakat global saat ini.

Bom waktu tersebut adalah pasokan air tanah global. Air tanah adalah kelembapan di tanah dan batu, ''diberi makan'' oleh curah hujan dan disimpan di akuifer.

Itu merupakan sumber air tawar terbesar di Bumi, dan memasok dua miliar orang dengan air minum serta untuk irigasi tanaman.

Baca Juga: Beli Permata di Indonesia, Bule Ini Temukan Wujud Misterius di Dalamnya

Tetapi selama 100 tahun ke depan, perubahan curah hujan terkait tidak stabilnya iklim dapat mengganggu proses ''mengisi ulang''.

Pengisian air tanah pada 44 persen akuifer di planet Bumi terancam terganggu.

Ilustrasi Akuifer. (Wikipedia/ Hans Hillewaert)fg
Ilustrasi Akuifer. (Wikipedia/ Hans Hillewaert)fg

Penelitian ini sudah diterbitkan di jurnal Nature Climate Change pada Senin (21/01/2019).

Baca Juga: Objek Misterius Mengelilingi Tata Surya Kita, Bikin Ilmuwan Bingung

Itu berarti hampir setengah dari akuifer di planet ini diproyeksikan akan habis ke berbagai tingkat dalam satu abad.

Jutaan manusia dapat terganggu dalam mengakses air bersih.

Ilmuwan dan pakar air tanah dari Universitas Cardiff juga mengungkapkan bahwa perubahan iklim akan mengganggu akuifer yang tersisa pada rentang waktu lebih dari 100 tahun.

Baca Juga: Mirip Jet Pack GTA, Alat Ini Viral di Twitter

''Ini bisa digambarkan sebagai bom waktu lingkungan karena setiap perubahan iklim berdampak pada pengisian ulang yang terjadi sekarang. Itu juga akan berdampak pada aliran dasar ke sungai dan lahan basah,'' kata Cuthbert dikutip dari Vice.

Tim peneliti menemukan bahwa daerah lembab, seperti Cekungan Amazon atau Florida Everglades, lebih cenderung sensitif terkait pengisian ulang akuifer dalam jangka pendek.

Cekungan Amazon justru lebih mudah terdampak penyusutan akuifer karena perubahan iklim. (Wikipedia/ Roke)
Cekungan Amazon justru lebih mudah terdampak penyusutan akuifer karena perubahan iklim. (Wikipedia/ Roke)

Sementara akuifer di daerah gersang, seperti Gurun Sahara memiliki waktu ribuan tahun untuk merespon perubahan iklim saat ini.

Baca Juga: Perubahan Iklim Makin Parah dan Krisis Besar Dimulai Tahun 2040

Banjir ekstrem dan kekeringan di daerah lembab memiliki efek yang lebih langsung pada akuifer.

Itu disebabkan karena permukaan air di wilayah itu dekat dengan permukaan.

Bom waktu terkait dengan persediaan air global ini diharapkan agar mendapat perhatian banyak negara.

Krisis yang disebabkan perubahan iklim mungkin tidak akan ''meledak sekarang'', namun akan menyakitkan apabila bom waktu meledak ketika anak cucu kita mewarisi Bumi.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB