Sebagian Gletser di Himalaya Diprediksi Mencair, Ini Peringatan Studi

Gletser Himalaya yang terbentuk sekitar 70 juta tahun yang lalu sangat sensitif dengan perubahan suhu.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Rabu, 06 Februari 2019 | 20:00 WIB
Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/Stas Aki)

Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/Stas Aki)

Hitekno.com - Dalam sebuah studi besar yang baru saja dikeluarkan Senin 4/2/2019 yang merupakan Kutub ketiga dunia, Himalaya diprediksi akan kehilangan dua pertiga gletser pada tahun 2100 jika emisi global tidak berkurang.

Dilansir dari laman Asiaone, Gletser di wilayah Hindu Kush-Himalaya (HKH) merupakan sumber air kritis bagi sekitar 250 juta orang di sekitar pegunungan serta 1,65 miliar lainnya yang berada di bawah lembah sungai.

Gletser Himalaya memberi asupan 10 sistem sungai paling penting di dunia, termasuk Gangga, Indus, Kuning, Mekong dan Irrawaddy.

Baca Juga: NASA Hadirkan Tur Luar Angkasa Gratis, Begini Caranya

Dengan kata lain, Gletser Himalaya memasok miliaran orang dengan makanan, energi, udara bersih dan banyak hal lainnya.

Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/ Iswanto Arif)
Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/ Iswanto Arif)

Menurut penilaian Hindu Kush Himalaya ''Bahkan jika tujuan perjanjian Paring yang paling ambisius membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius tercpai, tetapi saja sepertiga dari gletser akan hilang.''

Dampak dari mencairnya gletser ini diperkirakan akan berpengaruh pada polusi udara yang memburuk hingga cuaca yang lebih ekstrem.

Baca Juga: Nama TNI Dicatut, Kominfo Diminta Tertibkan Akun Media Sosial

Peneliti juga memperingatkan, apabila aliran sungai musiman lebih rendah akan mempengaruhi sistem air di perkotaan dan produksi makanan.

Laporan yang dibuat selama lima tahun dan dibuat dalam 650 halaman diterbitkan oleh Pusat Internasional untuk Pengembangan Gunung Terpadu (ICIMOD) di Nepal.

Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/Charlie Hammond)
Ilustrasi pegunungan Himalaya. (Unsplash/Charlie Hammond)

Bahkan lebih dari 350 peneliti dan pakar kebijakan, 185 organisasi, 210 penuls, 20 editor dan 125 pengulas eksternal berkontribusi pada studi mengenai Gletser Himalaya ini.

Baca Juga: Lakukan Hal Kocak Saat Akan Disuntik, Siswi Cantik Ini Buat Netizen Gemas

Gletser Himalaya yang terbentuk sekitar 70 juta tahun yang lalu sangat sensitif dengan perubahan suhu.

Sejak tahun 1970 an, gletser tersebut telah menipis dan daerah yang tertup salju sudah menurun.

Ketika gletser di Himalaya menyusut, ratusan danau gletser akan berisiko dapat membludak dan menyebabkan banjir.

Baca Juga: From X to Z, Ini Penerus Oppo Find X

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB