Dokter Ini Menemukan Obat Efektif untuk HPV dan Kanker Serviks

Kematian karena kanker serviks diharapkan dapat ditekan setelah adanya terapi ini.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 11 Februari 2019 | 20:30 WIB
Dr Eva Ramon Gallegos di tengah bersama dengan peneliti lainnya. (IPN)

Dr Eva Ramon Gallegos di tengah bersama dengan peneliti lainnya. (IPN)

Hitekno.com - Setelah 20 tahun penelitian, seorang dokter asal Meksiko berhasil membuat terobosan baru di dunia medis. Dokter yang bernama Eva Ramon Gallegos berhasil mengembangkan obat untuk menghilangkan 100 persen human papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks.

Sebanyak 99,7 persen penyebab kanker serviks ditimbulkan dari serangan human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.

Ada lebih dari 100 varian HPV yang setidaknya 14 di antaranya dapat menyebabkan kanker serviks (CCU) ganas.

Baca Juga: Pekerja Samsung Menderita Penyakit Serius, Perusahaan Meminta Maaf

Menurut World Health Organization (WHO), hal itu dengan cepat menjadi penyebab utama kematian di antara pasien kanker wanita di seluruh dunia.

Berkat upaya yang tak kenal lelah dari Dr. Eva Ramon Gallegos dan tim peneliti lainnya di National Polytechnic Institute (IPN), Meksiko, mereka berhasil mengembangkan terapi untuk menghilangkan 100 persen HPV.

Gallegos mengkhususkan diri dalam studi terapi fotodinamik dalam memerangi HPV dan deteksi dini untuk memerangi 100 persen kanker serviks.

Baca Juga: Toilet AI Akan Dibangun, Scan Kotoran Untuk Diagnosis Penyakit

Pengobatan efektif 100 persen untuk HPV ini juga disambut postif oleh belasan ribu netizen. (Twitter/ IPN_MX)
Pengobatan efektif 100 persen untuk HPV ini juga disambut postif oleh belasan ribu netizen. (Twitter/ IPN_MX)

Ia merupakan seorang ilmuwan, profesor, dan peneliti asal Meksiko yang mendedikasikan 20 tahun penelitiannya khusus untuk menangani HPV.

Dalam peringatan Hari Kanker Dunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2019, Gallegos dan peneliti lainnya menyebarkan temuan mereka agar diketahui publik.

Lebih dari dua dekade para peneliti mempelajari efek terapi fotodinamik pada neoplasma yang berbeda (melanoma, kanker payudara, dan kanker serviks).

Baca Juga: Gawat, Penyakit Tikus Pertama Kali Ditemukan di Manusia

Mereka menjelaskan bahwa dalam fase klinis, sebanyak 420 pasien dari Oaxaca dan Veracrus, Meksiko, telah diobati dangan terapi ini.

Terapi melibatkan pengaplikasian obat yang disebut dengan asam aminolevulinic delta pada serviks.

Para peneliti juga mengatakan bahwa terapi fotodinamik aman dan bebas dari efek samping.

Baca Juga: Waspada, Ini Penyakit yang Mengintai Generasi Milenial

Human Papilloma Virus atau HPV. (Wikipedia/ Laboratory of Tumor Virus Biology)
Human Papilloma Virus atau HPV. (Wikipedia/ Laboratory of Tumor Virus Biology)

''Tidak seperti perawatan lain, itu (terapi) hanya menghilangkan sel-sel yang rusak dan tidak mempengaruhi struktur yang sehat. Karena itu, terapi sangat berpotensi mengurangi angka kematian akibat kanker serviks,'' kata Gallegos dikutip dari situs resmi IPN.

Peneliti juga menjelaskan bahwa terapi dengan skema tersebut memiliki efek positif pada penghapusan strain bakteri patogen.

Persentase wanita yang memiliki infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (menular seksual) dan Candida albicans dapat dieliminasi kandungan bakterinya mencapai 81 dan 80 persen.

Berkat penelitian tersebut, peneliti berharap agar terapinya bisa membantu menekan jumlah kematian yang diakibatkan dari HPV dan kanker serviks.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB