Hitekno.com - Kita semua sudah mengetahui bahwa pemerintah China dikenal terus mengawasi penduduknya secara ketat. Seorang hacker dan juga pakar internet berhasil menemukan data mengenai 1,8 juta warga China dengan penandaan yang misterius.
Victor Gevers adalah hacker dan pakar internet untuk GDI Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada membela kebebasan internet.
Pada hari Sabtu (10 Maret 2019) waktu setempat, ia mencuit serangkaian screenshot dari apa yang disebut ''data menyeramkan''.
Baca Juga: Menurut Kaspersky, Pemilu 2019 Rentan Serangan Hacker Manipulasi Data
Ia menemukan database 1,8 juta warga China dengan penandaan yang sangat misterius dan mengundang tanya.
Daftar tersebut mencakup data pribadi lebih dari 1,8 juta wanita dari negara China, termasuk alamat, nomor telepon, tanggal lahir, tingkat pendidikan, dan status pernikahan masing-masing wanita.
Namun terdapat penandaan yang sangat misterius yaitu wanita dengan kategori ''breedready''.
Baca Juga: Waspada, Hacker Bisa Ambil Kendali Gadget Apple Kamu
Beberapa spekulasi menyatakan mungkin itu untuk menandai apakah wanita kemungkinan dapat memiliki anak (ditandai dengan angka 1) atau tidak (ditandai dengan angka 0).
Menurut Gevers, wanita termuda dalam database berusia 15 tahun,sedangkan yang tertua berusia 95 tahun.
Usia rata-rata wanita ''breedready'' berusia 32 tahun dan semuanya termasuk kategori lajang, bercerai, atau janda.
Baca Juga: Dokumen Rahasia Peristiwa WTC 11 September Dibobol Hacker
Tak perlu dikatakan lagi, penemuan ini mengkhawatirkan banyak pihak. Hal itu memang wajar mengingat untuk apa data jutaan orang ini ditandai berdasarkan potensi kelahiran.
Beberapa berpendapat bahwa itu kemungkinan milik aplikasi kencan atau perusahaan semacamnya.
Dikutip dari Futurism, beberapa orang berpendapat bahwa itu kemungkinan milik pemerintah China itu sendiri.
Baca Juga: Jadi Sasaran Hacker, Ini Nasib Akun Fortnite Milik Drake
Baru-baru ini pemerintah China diperingatkan para ahli karena negara di ambang penurunan populasi yang yang sangat dalam dan berpotensi menghancurkan ekonomi.
Jika itu merupakan data dari pemerintah resmi maka bisa dimaklumi dan sah-sah saja. Namun apabila itu dimiliki oleh organisasi ilegal, maka ini bisa menjadi masalah yang sangat besar.
Bahkan para penyuka konspirasi menghubungkan hal ini sebagai prolog serial TV The Handmaid's Tale yang sangat terkenal.
Serial TV tersebut menceritakan dunia distopia usai Perang Saudara Amerika Serikat Kedua dan negara totaliter yang memaksa semua perempuan subur memainkan perannya.
Para wanita subur (Handmaids) akan dipaksa untuk melayani para penguasa sehingga mereka dapat dijadikan budak untuk melahirkan anak-anak para elit penguasa.
Perempuan dalam film tersebut diperintah secara brutal dimana mereka dianggap sebagai properti yang sah.
Pakar internet dan hacker tersebut masih mencoba mencari tahu siapa pemilik data menyeramkan mengenai 1,8 juta warga China dengan penandaan khusus.
Apabila data dari hacker itu ditemukan pemiliknya dan ternyata milik organisasi ilegal, hal ini akan menjadi kasus yang ditangani polisi internasional.