Ditemukan Selai 3.500 Tahun, Apakah Suku Kuno Telah Pakai Lemari Es?

Wow, suku kuno telah menyimpan selai rawa selama ribuan tahun.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Minggu, 17 Maret 2019 | 17:30 WIB
Ilustrasi selai rawa. (National Museum of Ireland/ Smyth)

Ilustrasi selai rawa. (National Museum of Ireland/ Smyth)

Hitekno.com - Suku kuno yang ada di Irlandia dan Skotkandia ternyata telah mampu membuat apa yang disebut dengan ''selai rawa''. Selai yang ada di rawa gambut itu ternyata dapat mencegah pembusukan.

Berkat reaksi kimia yang unik dari rawa-rawa itu, simpanan selai ini dapat bertahan selama ribuan tahun.

Para ilmuwan dari University College Dublin telah melakukan analisis kimia dan penanggalan radiokarbon dari beberapa selai rawa dari situs arkeologi di Irlandia.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Harta Karun Suku Maya, Mereka Menyembah Dewa Jaguar

Mereka menemukan bahwa praktik itu adalah sebuah tradisi yang berumur sangat tua, setidaknya selai rawa tertua telah berumur 3.500 tahun.

Penelitian mengenai cara kuno mengawetkan makanan dengan cara yang menakjubkan ini telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Para peneliti juga mengungkap bukti konklusif pertama bahwa selai rawa Irlandia berasal dari lemak susu dan bukan berbasis daging.

Baca Juga: Ritual Potong Jari Suku Kuno Terjadi di Seluruh Dunia

Menurut ahli bioarkeolog yang bernama Kristina Killgrove, ini merupakan cara yang sangat modern di zamannya.

Selai Rawa buatan  peneliti dari Oxford Symposium on Food and Cookery. (Wikimedia Commons/ Navaro)
Selai Rawa buatan peneliti dari Oxford Symposium on Food and Cookery. (Wikimedia Commons/ Navaro)

Terdapat 430 simpanan selai rawa berdasarkan data dari Nordic Food Lab, 274 di antaranya ditemukan di Skotlandia dan Irlandia.

Biasanya mereka ditemukan terbungkus dalam semacam wadah kayu, ember, tong, atau kantung kulit binatang.

Baca Juga: Cara Komunikasi Anak Heavy Metal Mirip Suku di Papua Nugini

Selai rawa mungkin telah dikubur sebagai sarana pengawetan daging.

Berdasarkan penelitian tahun 1995, menunjukkan bahwa daging yang terkubur dalam rawa gambut hingga dua tahun memiliki kadar bakteri dan patogen yang sama dengan daging yang disimpan dalam freezer modern.

Oleh peneliti, itu disebut sebagai pengolahan makanan secara primitif.

Baca Juga: Anak Panah Suku Kuno Ditemukan, Berumur 1.000 Tahun

Dikutip dari Arstechnica, para peneliti melakukan penanggalan radio karbon dari sampel yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari Zaman Perunggu, sekitar tahun 1.700 SM.

Selai rawa terliha memadat ketika disimpan ribuan tahun. (National Museum of Ireland/ Smyth)
Selai rawa terlihat memadat ketika disimpan ribuan tahun. (National Museum of Ireland/ Smyth)

Sampel yang ditemukan oleh tim yang berbeda, yaitu dari Oxford Symposium on Food and Cookery, menemukan bahwa selai rawa mempunyai kadar ketahanan yang sangat baik.

Reade, ilmuwan yang memimpin proyek penelitian, mengatakan bahwa setelah dilakukan percobaan modern, selai rawa memiliki reaksi kimia yang unik.

Selai rawa buatan tim peneliti tidak menjadi tengik selama tiga bulan di bawah tanah.

Meskipun awet, peneliti mengklasifikasikan rasa pengawetan daging atau selai rawa ''menyebabkan jijik pada beberapa bagian dan kenikmatan pada yang lain''.

Selai rawa ini kemungkinan digunakan sebagai sarana dalam menyimpan makanan oleh para suku kuno di Irlandia sehingga mereka bisa melalui musim dingin dengan lebih baik.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB