Ini yang Membuat China Percaya Diri Saingi AS dalam Teknologi AI

China punya lebih banyak makalah teknologi AI yang lebih sering dikutip dibanding AS.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 19 Maret 2019 | 13:00 WIB
Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)

Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)

Hitekno.com - Persaingan Amerika Serikat (AS) dan China bukan hanya dalam perdangan, namun juga teknologi. Keduanya sangat gencar mengembangkan Artificiall Intelligence (AI). Bahkan China percaya diri bisa menyaingi AS dalam teknologi AI.

Pada bulan Juli 2017, pemerintah China menerbitkan sebuah makalah yang menguraikan bagaimana negaranya akan menjadi pemimpin dunia dalam teknologi AI pada tahun 2030.

Namun, tanpa sadar Negeri Tirai Bambu itu telah melangkah satu dekade lebih cepat dari prediksi untuk mencapai tujuan tersebut.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Hacker Klaim Temukan Data Misterius Tentang Warga China

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa output China dari makalah penelitian teknologi AI akan segera menyalip AS.

Temuan ini menunjukkan bahwa rencana China untuk memperluas kapabilitas AI dengan bantuan investasi pemerintah dalam fasilitas pendidikan dan industri swasta, telah terbayar.

Perihal jumlah makalah AI yang diterbitkan setiap tahun, China melampaui Amerika pada tahun 2006, tetapi para kritikus telah menunjukkan bahwa kuantitas tidak selalu memiliki kualitas sama.

Baca Juga: Proyek Matahari Buatan China Ditargetkan Selesai 2019

Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)
Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)

Tetapi penelitian baru dari Allen Institute for Artificial Intelligence (AI2) yang berbasis di Seattle, menghitung hal ini dengan mengukur tidak hanya jumlah makalah, tetapi seberapa sering makalah tersebut dikutip.

Dilansir dari The Verge, setelah menganalisis lebih dari dua juta makalah AI yang diterbitkan hingga akhir tahun 2018, Institut Allen menemukan bahwa China akan menyalip Amerika Serikat segera.

Di mana Institut Allen menemukan China memiliki 50 persen makalah yang paling banyak dikutip. 

Baca Juga: China Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Luar Angkasa, untuk Apa?

Oren Etzioni, seorang profesor ilmu komputer dan CEO Allen Institute, mengatakan bahwa analisis ini membantah pernyataan bahwa China hanyalah kontribusi tambahan bagi penelitian teknologi AI.

Bahkan dari data yang dibagikan Allen Institute, China siap mengalahkan Amerika pada tahun 2025 dengan pelonjakan sebesar 1 persen.

Persaingan China dan AS dalam pengembangan teknologi AI banyak semakin memanas dari tahun ke tahun. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Hacker China Retas Universitas Amerika, Data Ini yang Diincar

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB