Ribuan Ton Meteor Meledak di Atas Laut Bering, Ini Penjelasan NASA

Ledakan meteor ini 10 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 20 Maret 2019 | 13:30 WIB
NASA. (Space.com)

NASA. (Space.com)

Hitekno.com - Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA melaporkan meteor dengan bobot 1.360 ton telah meledak di atas pemukaan Bumi. Menurut NASA, meteor meledak ini punya kekuatan 10 kali lipat bom atom Hiroshima.

Catatan NASA itu menuliskan, kejadian tersebut merupakan ledakan meteor kedua terbesar yang pernah terjadi di Bumi dalam kurun 30 tahun terakhir.

Menurut laporan dari BBC yang dilansir Selasa (19/3/2019), ledakan super ini diketahui terjadi pada 18 Desember 2018 di atas Laut Bering yang berada di antara Rusia dan Alaska, AS.

Baca Juga: NASA Siapkan Teleskop Hubble untuk Abadikan Tabrakan Dua Galaksi

Dalam paparannya, NASA menyebut bahwa meteor ini memiliki diameter sebesar 10 meter dan terbang di atmosfer dengan kecepatan mencapai 115.200 km/jam.

Beruntung, sebelum menembus atmosfer Bumi, meteor ini meledak di ketinggian sekitar 25 kilometer dari permukaan laut dengan kekuatan ledakan sebesar 173 kiloton.

NASA. (NASA)
NASA. (NASA)

Menurut Planetary Defence Officer NASA, Lindley Johnson, ledakan meteor dengan dampak sebesar ini terbilang langka dan diperkirakan hanya terjadi dua atau tiga kali setiap 100 tahun.

Baca Juga: Menakjubkan, NASA Pamer Foto Dua Galaksi Bertabrakan

Ledakan ini sendiri masih lebih kecil dari ledakan meteor yang terjadi di kota Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013 yang melumpuhkan kota tersebut.

Sebagai informasi, ledakan meteor Chelyabinsk memiliki daya hancur sebesar 440 kiloton yang salah satu pecahannya merusak sebuah pabrik dan mengganggu akses internet di kota itu.

Ilustrasi meteor sedang memasuki atsmofer Bumi. (Shutterstock)
Ilustrasi meteor sedang memasuki atsmofer Bumi. (Shutterstock)

Meskipun termasuk salah satu ledakan meteor terbesar dalam beberapa tahun terakhir, namun ledakan yang terjadi di Laut Bering ini tidak diketahui orang banyak. Alasannya sederhana, yaitu karena letak Laut Bering yang sangat jauh dari populasi manusia di Bumi.

Baca Juga: Meteorit Tabrak Bulan Saat Super Wolf Blood Moon, Ini Penampakannya

''Itu sekitar 40 persen dari energi yang dilepaskan di Chelyabinsk, tapi itu terjadi di atas Laut Bering jadi tidak memiliki tipe efek yang sama atau muncul di berita,'' ujar Near-Earth Objects Observations Programme Manager NASA, Kelly Fast.

Ledakan meteor ini sendiri baru diketahui NASA setelah satelit militer yang dimiliki oleh Angkatan Udara AS mendeteksi adanya gemuruh dari ledakan tersebut. (Suara.com/ Tivan Rahmat)

Baca Juga: Penelitian Mengungkap Kota Sodom Terkena Meteor

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB