Keputusan Ini yang Dibuat Pilot Ketiga Sebelum Lion Air PK LQP Jatuh

Siapa sangka pilot keputusan pilot ketiga itu menyelamatkan pesawat tersebut.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Kamis, 21 Maret 2019 | 07:30 WIB
Ilustrasi istilah pilot. (Unsplash/NeONBRAND)

Ilustrasi istilah pilot. (Unsplash/NeONBRAND)

Hitekno.com - Terungkap ternyata adanya pilot ketiga yang menjadi penyelamat dalam penerbangan Lion Air PK LQP, beberapa jam sebelum pesawat Boeing 737 Max 8 itu jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 lalu. 

Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (20/3/2019), dalam penerbangan dari Denpasar ke Jakarta pada 28 Oktober 2018 malam, seorang pilot yang sedang tak bertugas menjadi penyelamat bagi kru dan penumpang dalam perjalanan tersebut.

Pilot yang identitasnya tak diketahui tersebut duduk di dalam jumpseat atau kursi cadangan di dalam kokpit, demikian kata dua orang sumber yang terlibat dalam investigasi kecelakaan Lion Air PK LQP.

Baca Juga: Adegan Sinetron Jadul dengan Editing Aneh Ini Bikin Netizen Pusing

Ketika pesawat mengalami masalah di udara, pilot yang hanya menumpang itu dengan tepat mendiagnosis masalah dan memerintahkan kru yang lain untuk mematikan sistem kendali otomatis pesawat. Keputusannya itu menyelamatkan pesawat tersebut.

Mesin turbin pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan oleh tim (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Mesin turbin pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan oleh tim (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Pilot ketiga tersebut meminta kru memutus arus ke sebuah motor yang berfungsi untuk mengarahkan moncong pesawat ke bawah. Malam itu, pesawat tersebut berhasil mendarat di Jakarta.

Keesokan harinya, dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkalpinang, pesawat itu jatuh di Laut Jawa. Sebanyak 189 orang tewas dalam kecelakaan itu.

Baca Juga: Ini 6 Smartphone dengan 3 Kamera Belakang Terbaik yang Resmi di Indonesia

Kisah tentang pilot ketiga ini sebelumnya belum pernah diungkap baik oleh Lion Air, Boeing, maupun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Tetapi fakta ini bisa memberikan petunjuk dalam penyelidikan kecelakaan Lion Air PK LQP bernomor penerbangan JT 610 dan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa pada 10 Maret lalu. Dua pesawat dalam kecelakaan itu sama-sama Boeing 737 Max 8.

Saat ini sebagian besar negara dan maskapai di dunia telah memutuskan untuk melarang terbang Boeing 737 Max. Hasil penyelidikan awal terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines menunjukkan ada kemiripan dengan indisen Lion Air tahun lalu.

Baca Juga: Dokter di China Sukses Lakukan Operasi Jarak Jauh dengan Jaringan 5G

Selain itu, pemerintah AS juga kini sedang menggelar investigasi kriminal untuk menyelidiki proses sertifikasi desain Boeing 737 Max 8. Diduga Boeing memperoleh sertifikat untuk pesawat barunya itu dengan cara-cara tidak lazim.(Suara.com/Liberty Jemadu)

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB