Hitekno.com - Sekelompok hacker berhasil mendapatkan sebuah mobil listrik Tesla Model 3, setelah memenangkan kompetisi peretasan yang diadakan Zero Micro Initiative Initiative (ZDI).
Tesla menjadi produsen pembuat mobil listrik pertama yang berpartisipasi dalam acara khusus hacker, Pwn2Own.
Acara tersebut memang sengaja membuat tantangan agar kelompok-kelompok hacker dapat menemukan bug atau celah di sistem software milik Tesla.
Baca Juga: Hacker China Retas Universitas Amerika, Data Ini yang Diincar
Perusahaan itu membuat Tesla Model 3 agar tersedia untuk para hacker sehingga mereka bisa mengeksploitasi keamanan dalam sistemnya.
Acara Pwn2Own yang mulai diadakan pada 15 Maret 2019 akhirnya berhasil menemukan 2 hacker yang bisa memenangkan kompetisi.
Amat Cama dan Richard Zhu dari tim Fluoroacetate berhasil menemukan bug pada sistem infotainment yang ada pada Tesla 3.
Baca Juga: Menurut Kaspersky, Pemilu 2019 Rentan Serangan Hacker Manipulasi Data
Mereka menggunakan ''JIT Bug Renderer'' untuk menembus dan mengelola kontrol dalam sistemnya.
Karena mereka berhasil membobol dan menemukan bug pada mobil Tesla, mereka berhak mendapatkan hadiah utama, sebuah mobil Tesla Model 3.
Selama 4 tahun terakhir, Tesla telah menjalankan sayembara program bagi para hacker untuk menemukan celah atau bug yang ada pada mobil listrik mereka.
Baca Juga: Dokumen Rahasia Peristiwa WTC 11 September Dibobol Hacker
Perusahaan itu telah memberikan ratusan ribu dolar atau miliaran rupiah kepada para hacker yang berhasil meretas sistemnya.
Tesla bahkan meningkatkan pembayaran maksimum per bug yang ditemukan menjadi 15 ribu dolar AS atau Rp 213 juta.
David Lau, Vice President Software Vehicle dari Tesla menjelaskan bahwa acara ''bug bounty program'' ini dapat meningkatkan keamanan pada sistemnya.
Baca Juga: Ikuti Tips Mudah Ini Agar Terhindar Dari Serangan Hacker
''Kami mengembangkan mobil kami dengan standar keamanan tertinggi dalam segala hal, dan pekerjaan kami dengan komunitas riset keamanan sangat berharga bagi kami. Tesla terus meningkatkan investasi ke dalam kemitraan dengan peneliti keamanan untuk memastikan bahwa semua pemilik Tesla senantiasa mendapat manfaat dari pikiran yang paling cerdas di masyarakat,'' kata David Lau dikutip dari Electrek.
Pada tahun 2016, kelompok white hat hacker China, Keen Security Lab di Tencent, berhasil meretas Tesla Model S dari jarak jauh melalui hotspot wifi.
Setelah itu, Tesla melakukan update pada software yang cukup signifikan setelah mengetahui celah dari para white hat hacker.