2 Penjara di Finlandia Ajarkan Algoritma AI ke Narapidananya

Para narapidana diajarkan keterampilan yang berharga dan menangani salah satu startup.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Jum'at, 29 Maret 2019 | 20:00 WIB
Ilustrasi penjara. (Unsplash/Erica Magugliani)

Ilustrasi penjara. (Unsplash/Erica Magugliani)

Hitekno.com - Kebanyakan narapidana di penjara mengerjakan pekerjaan fisik yang berat, namun hal ini berbeda dengan dua penjara di Finlandia yaitu mengklasifikasikan data untuk melatih algoritma kecerdasan buatan atau AI untuk startup.

Yap, para narapidana diajarkan keterampilan yang berharga dan menangani startup yaitu, Vainu.

Vainu sendiri sedang membangun database komprehensif perusahaan di seluruh dunia yang membantu bisnis menemukan kontraktor untuk bekerja sama jelas Tuomas Rasila, pendiri Vainu.

Baca Juga: Potret Haru Ayah dan Anak Tidur Berpelukan di Tempat Sampah

Agar ini berhasil, narapidana perlu membaca ratusan ribu artikel bisnis yang diambil dari internet.

Artikel tersebut juga memberi label misalkan artikel tentang Apple atau perusahaan teknologi.

Data berlabel ini digunakan untuk melatih algoritama yang mengelola basis data.

Baca Juga: Duel Smartphone Oppo F11 Pro VS Vivo V15 Pro, Mana yang Lebih Top?

Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)
Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay)

Perusahaan hanya memiliki satu peserta pelatihan yang menandai banyak data dalam bahasa Finlandia.

Kantor Vainu berada di gedung yang sama dengan markas Badan Sanksi Pidana (CSA), badan pemerintah yang mengawasi penjara Finlandia.

Kerja sama ini sudah dimulai sekitar tiga bulan lalu dan Vainu sekarang bekerja dengan dua penjara yang berbeda, satu di Helsinki dan satu di Turku.

Baca Juga: Ingin Selalu Jadi yang Dibutuhin Wanita, Wajah Pria Ini Berakhir Miris

Dilansir dari The Verge, Vainu mengirim 10 komputer ke penjara-penjara ini dan membayar CSA untuk setiap tugas yng diselesaikan para tahanan.

Jumlah ini sebanding dengan berapa banyak yang harus dibayar oleh startup untuk tugas yang dilakukan pada mechanical Turk.

Meskipun CSA bertanggung jawab untuk mencari tahu berapa banyak yang masuk ke tahanan, serta memilih narapidana yang melakukan klasifikasi data.

Baca Juga: Jemput di Universitas Trisakti, Nama Driver Ojol Bikin Customer Panik

Menurut Lilly Irani , seorang profesor komunikasi di University of California di San Diego. Algoritma AI perlu dilatih dengan cara yang spesifik secara budaya, katanya, dan sebagian besar pekerja Turk Mekanis berada di AS.

Menurut keterangan narapidana di Finlandia tersebut tak bekerja secara cuma-cuma mempelajari AI, namun diberi upah meski dirasa cukup rendah yaitu Rp 28 ribu per jam

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB