Astronot Ini Akan Menjadi Wanita Terlama di Luar Angkasa

Jika berhasil bertahan, Christina Koch akan menjadi astronot wanita pertama NASA yang melakukan misi terlama.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Jum'at, 19 April 2019 | 08:00 WIB
Ilustrasi tur luar angkasa. (Pixabay/ Wikilmages)

Ilustrasi tur luar angkasa. (Pixabay/ Wikilmages)

Hitekno.com - Orang Ini Akan Menjadi Wanita Pertama Terlama di Luar Angkasa, Misinya Sangat Menentukan

Astronot NASA, Christina Koch, akan menjadi wanita pertama yang mempunyai waktu terlama di luar angkasa.

Ia bergabung dengan astronom lainnya di ISS (International Space Station) pada bulan Maret 2019.

Baca Juga: NASA Cari Relawan Untuk Tidur Selama 2 Bulan, Bayarannya Fantastis

Pada hari Rabu (17/04/2019), NASA mengumumkan rencana bahwa misi Koch akan diperpanjang hingga Februari 2020.

Perpanjangan misi itu akan membuat Koch menjadi astronot kedua yang menghabiskan waktu hampir satu tahun di luar angkasa.

Christina Koch (paling kiri) kandidat wanita dengan misi terpanjang di NASA. (Instagram/ astro_christina)
Christina Koch (paling kiri) kandidat wanita dengan misi terpanjang di NASA. (Instagram/ astro_christina)

Astronot pertama yang melakukannya adalah Scott Kelly, astronot pria yang menghabiskan waktu 340 hari di ISS.

Baca Juga: NASA Siap Kirim Helikopter ke Planet Mars, Buat Apa?

Secara total, Christina Koch akan menghabiskan waktunya selama 328 hari di luar angkasa.

Dikutip dari situs resmi NASA, Koch akan mengalahkan Peggy Whitson dalam misi terlama astronom wanita di luar angkasa.

Peggy Whitson telah menyelesaikan misi 288 hari di luar angkasa pada tahun 2016 hingga tahun 2017.

Baca Juga: NASA Buat Terjemahan dari Foto Teleskop Hubble, Ada Suara Alien?

Tak hanya tinggal di Mars, Koch akan melakukan sebuah misi penting.

Ia akan ditemani oleh astronot NASA lainnya, Andrew Morgan.

Baca Juga: NASA: Perempuan Bisa Jadi Manusia Pertama yang Menginjakkan Kakinya di Mars

Perpanjangan misi Koch dan Morgan diharapkan dapat membantu ilmuwan mengumpulkan data tambahan tentang efek penerbangan luar angkasa jangka panjang.

Data tersebut berfungsi agar NASA mengetahui apa yang akan terjadi pada manusia di luar gravitasi Bumi setelah 6 bulan.

Penelitian semacam itu sangat penting untuk mendukung misi ke luar angkasa.

NASA menyebutkan bahwa misi sangat menentukan untuk eksplorasi menuju Bulan dan Mars selanjutnya.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB