Hitekno.com - CIA dan tentara AS menggunakan jenis rudal baru untuk mempersenjatai pesawat tanpa awak mereka. Beberapa tahun terakhir, mereka menggunakan dan mengembangkan rudal yang cukup unik bernama Hellfire R9X.
Dulu, senjata utama dalam serangan pesawat tanpa awak adalah rudal Lockheed Martin AGM-114 Hellfire II.
Rudal tersebut merupakan senjata bersensor laser yang awalnya dikembangkan oleh Angkatan Darat AS sebagai senjata penghacur tank.
Baca Juga: AS Sukses Kembangkan Senjata Laser untuk Jatuhkan Rudal, Ini Kecanggihannya
Lockheed Martin AGM-114 Hellfire II mempunyai daya ledak tinggi, sehingga terkadang warga sipil menjadi korban ketika mereka menargetkan satu target teroris saja.
Akhirnya, tentara AS yang bekerja sama dengan perusahaan persenjataan Lockheed Martin mengembangkan rudal yang hanya menyasar target perseorangan atau target tertentu saja.
Hellfire R9X merupakan rudal yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap mandat Presiden Barack Obama (presiden saat AS saat itu) untuk mengurangi korban sipil.
Baca Juga: Diduga Senjata Rahasia Rusia, Paus Misterius Ini Punya Tingkah Aneh
Itu dilakukan tentara AS karena para pemimpin Taliban dan Al-Qaeda sering menggunakan wanita dan anak-anak sebagai perisai manusia.
Tidak seperti rudal Hellfire tradisional, R9X dirancang dengan enam bilah pedang yang akan muncul dari rudal beberapa detik sebelum tumbukan.
Menurut pejabat anonim AS, Hellfire R9X digunakan untuk mengurangi korban yang tidak perlu.
Baca Juga: Senjata Hantu, Terbuat dari Printer 3D dan Disukai Donald Trump
Oleh ''orang dalam'' tentara Amerika Serikat, R9X dijuluki sebagai ''Flying Ginsu'' atau Pedang Terbang.
Roket ini tidak mengandung hulu ledak sehingga hanya menarget target tertentu dengan pedangnya saja.
Bilah pedang yang akan keluar mampu memotong beton, lembaran logam, dan material lain di sekitar target.
Baca Juga: Cina Ciptakan Senjata Ak-47 dengan Peluru Laser
Dikutip dari Gizmodo, R9X hanya digunakan enam kali sejak diproduksi pertama kali.
Spekulasi senjata baru mulai muncul setelah kematian Abu Khayr al-Masri, wakil pemimpin Al-Qaeda di Suriah pada Februari 2017.
Saat itu Masri sedang mengendarai sebuah mobil sedan dan tiba-tiba terkena rudal.
Uniknya, mobil sedan yang dikendarainya tidak meledak dan hanya terdapat sobekan pada atap mobil.
Kemungkinan besar, rudal itu adalah R9X yang dibocorkan orang dalam tentara AS pada awal Mei 2019.
Rudal tentara AS yang tak bisa meledak ini sangat adil jika digunakan dalam perang mengingat penduduk sipil tak lagi menjadi korban.