Berumur 4.800 Tahun, Kuburan Kuno Ini Simpan Kisah Pembantaian Mengerikan

Kuburan kuno ini juga sangat mengharukan karena memiliki kisah tragis di baliknya.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Minggu, 12 Mei 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi pemakaman kuno. (Pixabay/ Mary Bettini Blank)

Ilustrasi pemakaman kuno. (Pixabay/ Mary Bettini Blank)

Hitekno.com - Sekelompok peneliti baru saja menemukan tragedi pembantaian mengerikan di sebuah kuburan kuno Polandia berusia 4.800 tahun.

Tak hanya mengerikan, namun kisah pembantaian itu juga mengharukan mengingat tata cara penguburan yang dilakukan oleh anggota keluarga terdekat mereka.

Dalam satu liang, terdapat kuburan massal 15 orang, di mana kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.

Baca Juga: Suku Kuno Ini Gemar Memakan Ular Berbisa Hidup-hidup , Ritualnya Ngeri

Penelitian mengenai kuburan kuno prasejarah di Polandia ini telah dipublikasikan di jurnal Proceeding of the National Academy of Science pada awal Mei 2019.

Peneliti menyimpulkan bahwa sisa-sisa tulang dari kuburan massal itu menunjukkan bahwa mereka masih satu keluarga.

Pembantaian terjadi kepada sebuah keluarga besar di desa Koszyce, Polandia pada masa prasejarah.

Baca Juga: Ditemukan Selai 3.500 Tahun, Apakah Suku Kuno Telah Pakai Lemari Es?

Ilustrasi pembantaian satu keluarga dan posisi penguburannya. (Jurnal PNAS)
Ilustrasi pembantaian satu keluarga dan posisi penguburannya. (Jurnal PNAS)

Situs pemakaman sangat aneh karena hanya terdapat sedikit pria dan didominasi oleh wanita dan anak-anak.

Peneliti berasumsi bahwa kemungkinan saat itu anggota keluarga pria sedang berburu.

Nahas, ketika mereka kembali dari berburu, mereka menemukan anggota keluarga mereka telah tewas dibantai oleh kelompok pesaing.

Baca Juga: Suku Kuno Ini Membantai 137 Anak Untuk Ritual, Pengorbanan Massal Terbesar

Rasa sakit hati dan perasaan sedih yang mendalam terlihat dari bagaimana keluarga terdekat memosisikan korban di tempat peristirahatan terakhir mereka.

Seorang wanita setengah baya ditempatkan di sebelah dua putranya yang masih kecil.

Posisi tulang tengkoran dari para korban yang dibantai. (Jurnal PNAS)
Posisi tulang tengkoran dari para korban yang dibantai. (Jurnal PNAS)

Sementara seorang ibu berusia 30 tahunan dibaringkan bersama putrinya yang remaja dan putranya yang berusia lima tahun.

Baca Juga: Misteri Cat Loreng di Suku Kuno Terpecahkan, Pengusir Makhluk Ini

Dikutip dari Daily Mail, sejumlah barang juga ditemukan di situs tersebut, yang menunjukkan bahwa orang-orang itu termasuk dalam budaya Amphora Globular.

Budaya Amphora globular dimulai tahun 3400 SM dan mereka biasanya mengisi lubang makam dengan berbagai macam hadiah.

Barang-barang yang diletakkan di makam bisa dalam bentuk pengorbanan, sisa tulang hewan, atau barang yang dicintai mereka.

Persebaran berbagai kelompok masyarakat di Polandia ribuan tahun lalu. (Jurnal PNAS)
Persebaran berbagai kelompok masyarakat di Polandia ribuan tahun lalu. (Jurnal PNAS)

Kelompok pesaing yang membantai keluarga besar itu diduga dari masyarakat Corded Ware yang bercampur dengan suku Yamnaya.

Kedua kelompok tersebut terkenal dengan otot yang besar dan badan yang kekar. Mereka dibesarkan dengan makanan seperti susu dan daging serta memiliki keterampilan berkuda yang tinggi.

Penelitian menunjukkan invasi Yamnaya dengan membantai semua laki-laki dan menghamili perempuan untuk mempercepat garis keturunan mereka.

Kuburan kuno Polandia juga mengungkapkan bagaimana masyarakat Neolitikum berjuang menahan serangan kelompok kuat Yamnaya dan Corded Ware.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB