Badai Matahari Sebabkan Aurora Borealis Lebih Nampak, Ini Penjelasannya

Saat CME meledak ke arah Bumi, hasilnya membuat matahari berinteraksi dengan atom dan molekul pada atmosfer.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Minggu, 19 Mei 2019 | 15:00 WIB
Ilustrasi badai matahari. (pixabay/Pexels)

Ilustrasi badai matahari. (pixabay/Pexels)

Hitekno.com - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) belum lama ini mengeluarkan peringatan terkait badai geomagnetik atau badai matahari yang akan segera terjadi. Badai matahari yang terjadi ini rupanya menyebabkan aurora borealis menjadi lebih nampak.

Badai matahari ini terjadi akibat gelombang energi matahari yang disebut coronal mass ejections atau lontaran massa korona (CME) yang berasal dari bintik matahari raksasa.

Lontaran massa korona ini biasanya memuntahkan korona matahari dan proton dengan kecepatan tinggi. CME biasanya akan menyambar satelit komunikasi hingga sampah-sampaj antariksa yang berada jauh di luar orbit Bumi.

Baca Juga: Futuristik dengan Kamera Flip, Ini Spesifikasi Asus Zenfone 6

Aurora. (Pixabay/noel_bauza)
Aurora. (Pixabay/noel_bauza)

CME sendiri biasanya memiliki medan magnet yang sangat kuat. Saat medan magnet ini ditutup, maka area tersebut akan mengeluarkan materi melalui ledakan dahsyat dan tiba-tiba.

Setiap materi yang dimuntahkan, akan mempengaruhi objek apa saja yang ditemui ledakan tersebut.

Saat CME meledak ke arah Bumi, hasilnya membuat matahari berinteraksi dengan atom dan molekul pada atmosfer. Kalau sudah begini, maka akan tercipta aurora borealis.

Baca Juga: Video Gadis Cantik yang Ikut Tarawih Ini Bikin Netizen Penasaran

Badai matahari yang diprediksi terjadi pada 15 Maret 2019 hingga 16 Maret 2019 ini membuat bagian utara Amerika Serikat dapat melihat aurora borealis dengan jelas selama beberapa malam saat badai matahari sedang terjadi.

Ilustrasi badai matahari. (pixabay/geralt)
Ilustrasi badai matahari. (pixabay/geralt)

Kemunculan aurora borealis di bagian utara Amerika Serikat adalah hal yang menarik. Pasalnya, aurora borealis hanya terlihat di negara-negara Skandinavia.

Tiga lontaran massa korona atau CME yang terjadi rupanya berasal dari kelompok bintik matahari Region 2741. CME akan mulai pada 10 Mei 2019, sedangkan dua dari tiga materi CME baru sampai di Bumi pada 15 Mei 2019.

Baca Juga: Harga Tak Sampai Sejuta, Advan i6C Siap Meluncur Sebelum Lebaran

Materi yang ketiga akan tiba pada 16 Mei 2019 mendatang.

Selain bagian utara Amerika Serikat, daerah seperti Montana, Dakota Utara, Minnesota hingga Rusia bagian tengah, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Skotlandia juga akan melihat penampakan aurora borealis saat badai matahari terjadi.

Baca Juga: Bicara Soal Aplikasi SmartMusic, Astrid Mengaku Flashback

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB