Hitekno.com - Sekelompok ilmuwan dari University of Queensland baru saja menghasilkan sebuah karya seni masterpiece ultra kecil. Tak tanggung-tanggung, lukisan Mona Lisa direkonstruksi berukuran sangat kecil.
Saking kecinya, mungkin hanya semut yang bisa menikmati lukisan selebar helaian rambut manusia ini.
Sebenarnya, manusia juga bisa menikmati karya seni yang luar biasa ini dengan satu syarat, menggunakan alat bantu mikroskop.
Baca Juga: Lukisan Narsis Pertama Ditemukan di Reruntuhan Pompeii
Para ilmuwan sekaligus fisikawan tersebut mengaku melakukan hal tersebut hanya untuk bersenang-senang.
Tyler Neely, salah satu fisikawan yang tergabung dalam penelitian menjelaskan bahwa mereka memproyeksikan banyak gambar termasuk lukisan Mona Lisa, Starry Night dan foto para ilmuwan.
Untuk menciptakan karya seni ultra kecil, Neely menjelaskan bahwa mereka mengambil gas dari atom rubidium dan mendinginkannya dengan suhu sedingin mungkin.
Baca Juga: Paling Terkenal di Dunia, Ini Deretan Misteri Lukisan Mona Lisa
Mereka melakukannya pada suhu minus 273 derajat Celcius untuk membuat zat seperti gumpalan materi kuantum gas.
Para peneliti menggunakan proyektor yang diterangi oleh laser sehingga mereka dapat memproyeksikan beberapa gambar termasuk replika lukisan Mona Lisa.
Ketika diterangi oleh laser, gambar menjadi lebih kecil dan melebur ke dalam gumpalan.
Baca Juga: Lukisan Erotis Kuno Ditemukan di Reruntuhan Pompeii
''Cahaya ini 'membubuhkan' gambar pada area dengan lebar sekitar 100 mikron. Ukuran itu mirip dengan lebar rambut manusia yang berkisar 17 hingga 181 mikron lebarnya,'' kata Neely dalam rilis resminya.
Ilmuwan berharap mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana dunia kita sehari-hari muncul dari dunia kuantum mikroskopis.
Dikutip dari Futurism, gambar yang dihasilkan hampir tidak terlihat oleh mata manusia karena setiap pikselnya hanya mewakili sekitar 50 atom.
Baca Juga: Viral, Sosok Mirip Mona Lisa Asyik Berpose di Luar Museum Louvre
Gambar juga merupakan demonstrasi yang mengesankan dari materi kuantum sebagai bahan baru untuk memproduksi seni.
Selanjutnya, para ilmuwan akan berkolaborasi dengan seorang seniman sehingga mereka akhirnya mewujudkan visi paling kreatif dengan teknologi kuantum.