Ada Suara Misterius, Ditemukan Gunung Api Bawah Laut Terbesar dalam Sejarah

Dilansir dari Live Science, akibat kemunculan suara misterius ini, pulau Mayotte bergerak beberapa inci ke selatan dan timur.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia

Posted: Jum'at, 31 Mei 2019 | 14:30 WIB
Penampakan lava yang membeku setelah terjadi letusan. (Oregon State University)

Penampakan lava yang membeku setelah terjadi letusan. (Oregon State University)

Hitekno.com - Peristiwa seismik aneh terjadi di lepas pantai Afrika belum lama ini. Suara misterius yang terdengar dari dalam laut menggegerkan siapa saja. Para ilmuwan lalu melakukan penelitian. Ditemukanlah sebuah gunung api bawah laut terbesar di yang pernah tercatat dalam sejarah.

Suara misterius tersebut terdengar pertama kali pada November 2018 di lepas pulau Mayotte yang terletak antara Madagaskar dan Mozambik yang berada di Samudera Hindia.

Pada saat itu, termasuk para ilmuwan, tidak ada yang mengetahui asal mula suara misterius tersebut. Karena penasaran, para ilmuwan pun meneliti suara misterius tersebut.

Baca Juga: Gokil, Seorang Ayah Kirim Helikopter ke Sekolah Anaknya untuk Tugas Sains

Awalnya, suara misterius tersebut berbunyi dengungan pada satu frekuensi tunggal.

Sangat berbeda dengan gelombang seismik yang bergemuruh di banyak frekuens, suara misterius ini tidak memiliki gelombang-p atau gelombang-s yang dapat dideteksi layaknya gempa.

Dilansir dari Live Science, akibat kemunculan suara misterius ini, pulau Mayotte bergerak beberapa inci ke selatan dan timur.

Baca Juga: Aneh, Deretan Fenomena di Tempat Ini Sulit Dijelaskan Sains

Menjadi misteri dalam waktu yang cukup lama, kini para ilmuwan menemukan alasannya. Tepat di bawah laut, ditemukan gunung api bawah laut terbesar dalam sejarah.

Gunung api bawah laut terbesar dalam sejarah. (MAYOBS (CNRS/IPGP-Université de Paris)
Gunung api bawah laut terbesar dalam sejarah. (MAYOBS (CNRS/IPGP-Université de Paris)

Gunung api bawah laut terbesar ini menjulang hampir setengah mil atau 0,8 kilometer dari dasar laut. Bentang vulkanik ini terletak di lepas pantai timur Mayotte dalam enam bulan terakhir.

Ilmuwan berhasil menemukan gunung api bawah laut ini usai menempatkan enam seismometer di dasar laut yang dekat dengan aktivitas seismik.

Baca Juga: Lebih Seru, Ayah Ini Ajarkan Sains ke Anaknya Pakai Cara Unik

Hasilnya, ditemukan gempa Bumi di kerak Bumi yang berasal dari ruang magma dalam, yang kemudian menyemburkan batuan yang masih berbentuk cair.

Ruang magma ini kemungkinan mengalami penyusutan karena pulau Mayotte tenggelam sekitar 5 inci atau 12 cm dan bergerak 2,5 inci atau 10 cm ke timur.

Penelitian gunung berapi bawah laut dengan kendaraan otonom. (Oregon State University)
Penelitian gunung berapi bawah laut dengan kendaraan otonom. (Oregon State University)

Penelitian ini juga menangkap sonar yang mengungkapkan 1,2 mil kubik atau 2 km kubik magma di dasar laut dan gumpalan air yang mengalir dari gunung api.

Baca Juga: 5 Misteri Sains yang Hingga Kini Belum Bisa Dijelaskan

Bersama dengan dengungan seismik yang muncul, penduduk pulau Mayotte juga merasakan lebih dari 1.800 gempa kecil sejak pertengahan 2018 lalu. Gempa tersebut berkekuatan 5,8 SR yang jauh lebih besar dari gempa Mei 2018.

Hal lain ditemukan, gunung api bawah laut terbesar ini ternyata berada di dalam celah kuno saat Madagaskar terlepas dari Afrika Timur pada masa yang lalu. Ada kemungkinan, celah kuno tersebut merupakan tempat lahir dari gunung api bawah laut ini.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB