Hitekno.com - Proyek Starlink diketahui merupakan sebuah proyek ambisius dari Elon Musk dan SpaceX untuk mewujudkan internet murah dan cepat.
Meski proyek tersebut didukung banyak orang terutama pecinta internet murah, proyek Starlink justru diprotes ilmuwan.
Elon Musk dengan SpaceX telah menempatkan 60 satelit Starlink di luar angkasa pada 23 Mei 2019.
Baca Juga: Seorang Astronom Berhasil Merekam Satelit StarLink dari SpaceX Melintas
Proyek Starlink akan memiliki 12 ribu satelit dan diharapkan dapat menyediakan internet yang super cepat serta murah.
Jika proyek ini selesai, pengguna internet di seluruh dunia bahkan Alaska sekalipun, dapat mencicipi kecepatan internet yang diklaim memiliki kecepatan yang mendekati cahaya.
Dalam proyek uji coba pertama, Starlink diprediksi dapat menyediakan kecepatan internet 50 persen lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan maksimal fiber optik.
Baca Juga: NASA dan NOAA Peringatkan Jaringan 5G Bisa Berbahaya, Ini Penjelasannya
Hal itu bisa dicapai karena Starlink akan mengorbit di atas Bumi pada ketinggian 440 kilometer.
Itu 65 kali lebih dekat dari satelit geostasioner sehingga data internet yang dapat dikirim akan lebih cepat.
Namun tunggu dulu, meski terlihat sangat canggih dan menakjubkan, proyek Starlink ternyata memiliki masalah lain.
Baca Juga: 60 Satelit Starlink Berhasil Meluncur, Era Internet Murah Semakin Dekat
Beberapa astronom amatir dan profesional sempat menangkap gemerlap cahaya dari satelit Starlink.
Jika puluhan satelit saja bisa tertangkap cahayanya, ilmuwan khawatir belasan ribu satelit dengan orbit yang terlalu dekat dapat mengganggu langit malam.
"Satelit Starlink baru saja lewat di atas kepala, mereka berkilauan, beberapa seterang Polaris. Cukup menakutkan. Dan ya, bintang-bintangnya padam," cuit seorang astronom bernama Alex Parker.
Baca Juga: Bakal Antar Manusia ke Planet Mars, Roket SpaceX Jalan Tes Pertama
Seorang astronom, ilmuwan, sekaligus ahli mekanika orbital itu mengkhawatirkan bahwa konstelasi Starlink dapat mengganggu langit malam dan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.
Menggunakan simulasi model komputer, ia menemukan bahwa satelit Starlink pada waktu tertentu akan terlihat sebagai titik yang bergerak cepat dan sangat cerah.
"Langit adalah sumber daya alam yang dimiliki bersama. Secara harfiah, setiap manusia pernah hidup di bawah langit yang sama. Benar-benar sulit untuk mengukur berapa nilai untuk melestarikan pengalaman langit malam," kata Parker dikutip dari Live Science.
Pemilik SpaceX, Elon Musk, menanggapi bahwa saat ini terdapat 4.900 satelit dan keberadaan mereka tak mengganggu.
Namun, Parker dan beberapa ilmuwan lain kembali tak sependapat dan mengatakan itu tetap akan mengganggu karena satelit Starlink terlalu dekat dan jumlahnya lebih banyak di orbit Bumi.
Sepertinya ilmuwan dan petinggi proyek Starlink harus duduk bersama untuk memecahkan masalah ini mengingat proyek juga akan menyediakan internet murah untuk miliaran orang di Bumi.