Menurut Penelitian, Ledakan Bintang Paksa Manusia Berjalan dengan Dua Kaki

Ledakan bintang di sudut Galaksi Bima Sakti memaksa nenek moyang manusia mulai berjalan di atas dua kaki.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 05 Juni 2019 | 12:00 WIB
Ilustrasi berjalan. (Pixabay/Free-Photos)

Ilustrasi berjalan. (Pixabay/Free-Photos)

Hitekno.com - Kita tahu manusia berjalan dengan dua kaki tidak seperti hewan maupun monyet. Kenapa bisa seperti ini? Itulah yang berusaha dijawab oleh para ilmuwan.

Bagaimana manusia bisa berjalan dengan dua kaki, alih-alih empat kaki seperti spesies monyet lainnya, hingga saat ini masih misteri. Yang pasti berkat kemampuan itu, kita kini berhasil menguasai seluruh daratan di muka Bumi.

Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Geology mengemukakan penjelasan yang unik: ledakan bintang di langit memaksa nenek moyang kita berdiri di atas dua kaki.

Baca Juga: Baru Ditemukan, Manusia Purba Ini Mampu Bertahan Dalam Cuaca Ekstrem

Menurut studi para ilmuwan dari Amerika Serikat itu, beberapa bintang di sudut Galaksi Bima Sakit meledak dan memicu kehancuran kosmis sekitar 7 juta tahun lalu dan terus berlangsung selama jutaan tahun kemudian.

Ledakan supernova itu menyemburkan sinar-sinar kosmis ke segala penjuru dan di Bumi efek dari radiasi yang dihasilkan oleh ledakan demi ledakan itu mencapai puncaknya pada sekitar 2,6 juta tahun lampau.

Meningkatnya radiasi di luar angkasa membuat atmosfer semakin terionisasi dan membuatnya semakin mudah mengalirkan listrik.

Baca Juga: 14 Ribu Tahun Lalu Manusia Purba Merangkak dan Tinggal di Gua, Ini Buktinya

Alhasil, di Bumi sambaran petir semakin sering terjadi dan memicu kebakaran hebat di hutan belantara Afrika, tempat nenek moyang manusia diyakini bermukim.

Ilustrasi manusia purba (Shutterstock).
Ilustrasi manusia purba (Shutterstock).

Kebakaran hutan mengubah Afrika menjadi padang rumput luas. Berkurangnya pohon kemudian memaksa nenek moyang manusia untuk beradaptasi untuk bertahan hidup, menjadi mahluk yang menjejak tanah dengan dua kaki.

Meski demikian dalam sejarah evolusi manusia yang banyak diyakini oleh ilmuwan, nenek moyang manusia mulai belajar berjalan dengan dua kaki sekitar 6 juta tahun lalu.

Baca Juga: Manusia Purba Punya Perilaku Kanibal, Ternyata Ini Penyebabnya

Adalah Sahelanthropus - yang ciri-ciri fisiknya merupakan perpaduan dari manusia dan monyet - yang diyakini sebagai spesies pertama yang berjalan dengan dua kaki. Fosil spesies purba nenek moyang manusia itu ditemukan di Chad.

Salah satu teori utama yang menjelaskan mengapa manusia purba mulai berjalan di atas dua kaki adalah adanya perubahan iklim yang mengubah hutan di Afrika menjadi padang rumput luas.

Adrian Melott dari Univerity of Kansas, AS yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan ia yakin bahwa nenek moyang manusia sudah bisa berjalan dengan dua kali jauh sebelum ledakan bintang terjadi.

Baca Juga: Kontroversial, Profesor Oxford Sebut Alien Sedang Beternak Manusia

Ilustrasi berjalan. (Pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi berjalan. (Pixabay/Free-Photos)

Tetapi ia akin bahwa peristiwa kosmis itu turut berpengaruh terhadap perubahan yang sangat penting tersebut.

"Bipedalism (pergerakan menggunakan dua kaki) sudah dimulai, tetapi kami yakin peristiwa ini (ledakan bintang) menjadi salah satu pendorong terbesarnya," kata Melott.

Menurut Melott sebelum manusia mengenal cara membuat api, petir adalah pemicu utama kebakaran.

"Ketika hutan digantikan oleh padang rumput, maka mereka yang berjalan di atas dua kaki memiliki keunggulan. Mereka bisa berjalan dari satu pohon ke pohon lainnya dan memantau predator yang bersembunyi di antara ilalang," jelas Melott.

Sementara itu menurut hitungan para ilmuwan, sinar kosmis dari ledakan bintang yang berjarak sekitar 164 tahun cahaya dari Bumi bisa meningkatkan ionisasi atmosfer sebanyak 50 kali lipat. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB