Ilmuwan Menganalisis DNA dari Loch Ness, Temuannya Sangat Mengejutkan

Penelitian ini bisa menguak ada atau tidaknya monster Loch Ness.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 12 Juni 2019 | 16:00 WIB
Ilustrasi monster Loch Ness. (Pixabay/ Greg Montani)

Ilustrasi monster Loch Ness. (Pixabay/ Greg Montani)

Hitekno.com - Dataran Tinggi Skotlandia (Scottish Highlands) menyimpan sebuah danau yang sangat indah dan luas bernama Loch Ness. Di balik keindahannya, muncul misteri dari mitos dan cerita turun temurun mengenai adanya monster Loch Ness yang menyerupai dinosaurus.

Seperti yang telah diketahui, ilmuwan biasanya tak peduli dengan mitos dan mencari kebenaran berdasarkan ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan dari Universitas Otago, Selandia Baru sedang menganalisis sampel air yang bisa membuktikan ada atau tidaknya keberadaan monster Loch Ness.

Baca Juga: Lima Hewan Aneh yang Benar-benar Hidup di Bumi, Kamu Nggak akan Nyangka

Tim peneliti mengklaim bahwa berdasarkan analisis DNA, mereka berhasil menemukan sesuatu yang mengejutkan.

"Kami telah menguji masing-masing hipotesis tentang monster Loch Ness, tiga di antaranya tidak benar dan satu hipotesis sisanya kemungkinan ada," kata Profesor Neil Gemmel, seorang spesialis genomik dan reproduksi di Universitas Otago.

Gemmel memimpin penelitian yang menganalisis sampel air Loch Ness untuk menemukan jejak DNA dari organisme laut.

Baca Juga: Dianggap Urban Legend, Hewan Ini Malah Nongol di Depan Kamera

Foto buram yang memantik rumor Nessie, monster Loch Ness. (Flickrs/ Steve Pike)
Foto buram yang memantik rumor Nessie, monster Loch Ness. (Flickrs/ Steve Pike)

Tujuan sebenarnya dari penelitian ini bukan mencari monster Loch Ness melainkan menyusun profil organik berbagai organisme dan mikro-organisme yang bersembunyi di danau Loch Ness.

Untuk melakukannya, tim peneliti mengaplikasikan teknik yang relatif baru.

Teknik tersebut dikenal sebagai pengambilan sampel DNA lingkungan atau environmental DNA (eDNA).

Baca Juga: Kapal Ini Bukan Mitos, Ucapan Sejarawan Yunani 2.400 Tahun Lalu Terbukti

Dengan menggunakan teknik eDNA, ilmuwan dapat melacak hewan tanpa membahayakan atau mengganggu makhluk yang akan diteliti.

Ilustrasi artistik monster Loch Ness. (Flickr/ Kevin SR)
Ilustrasi artistik monster Loch Ness. (Flickr/ Kevin SR)

Tahun 2018, teknik eDNA berhasil mengidentifikasi enam spesies hiu baru yang sebelumnya tidak pernah terlihat di Samudra Pasifik.

Sayangnya melihat kerumitan teknik ini, publikasi penelitian secara lengkap akan diumumkan bulan depan (Juli 2019).

Baca Juga: Lima Mitos Petir dan Bukti Ilmiahnya

Namun peneliti membocorkan bahwa ada sesuatu yang mengejutkan di dalam hasil penelitian tersebut.

Dikutip dari IFLScience, sejauh ini, peneliti telah menemukan 15 spesies ikan hingga 3.000 spesies bakteri.

Dari sejak dulu, hal yang kita dapatkan mengenai rumor monster Loch Ness hanyalah foto-foto buram dan kisah-kisah yang terdengar meragukan.

Ilustrasi Sturgeon. (Wikipedia/ Oregon Zoo)
Ilustrasi Sturgeon. (Wikipedia/ Oregon Zoo)

Salah satu teori terkemuka menunjukkan bahwa Nessie (sebutan monster Loch Ness) adalah seekor hewan air yang disebut sturgeon atau lele raksasa.

Stugeon dapat tumbuh rata-rata dengan panjang 2 hingga 3,5 meter. Namun beberapa sturgeon dapat tumbuh hingga 5,5 meter.

Bisa jadi, beberapa penampakan yang dilihat oleh penduduk lokal adalah sturgeon.

Menunggu hasil penelitian dari ilmuwan Selandia akan sangat menarik mengingat apakah temuan mereka sama dengan teori populer sebelumnya atau mereka benar-benar menemukan teori monster Loch Ness yang "baru".

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB