Hitekno.com - Beberapa hari terakhir suhu udara di Pulau Jawa terasa lebih dingin, hal ini dipengaruhi oleh Monsoon Dingin Australia.
Monsoon Dingin Australia ini diperkirakan berlangsung dari bulan Juni hingga puncak musim kemarau bulun September.
Suhu udara yang dingin ini dipengaruhi adanya periode musim dingin di benua Australia yang berada di tekanan udara yang cukup tinggi.
Baca Juga: Pelepas Stres, Ini 10 Meme Upin Ipin yang Kocak Abis
Hal itu membuat terbentuknya antisiklon di daerah tersebut serta massa udara yang bersifat dingin dan kering.
Sedangkan, wilayah Asia sendiri mengalami musim panada dan terdapat daerah tekanan rendah sehingga terbentuk siklon.
''Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi angin timuran yaitu massa udara berasal dari Benua Australia.'' Dilansir dari laman BMKG.
Baca Juga: Inilah Libra, Mata Uang Digital dari Facebook
Udara dingin ternyata tak hanya dirasakan di Pulau Jawa, namun berbagai wilayah di Indonesia juga merasakannya, seperti Bali, NTB dan NTT.
Penyebabnya adanya pola tekanan udara yang realtif tinggi di Australia dan rendah di Asia yang menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia membawa udara dingin dan kering tersebut mengarah ke Asia melewati Indonesia.
Dikutip dari analisis iklim BMKG menyatakan ''sementara Monsoon Australia diperkirakan lebih kuat dibanding normalnya sehingga berpotensi mengurangi peluang pembentukan awan dan hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian selatan.''
Baca Juga: Tak Dapat Restu Istri, Ini Cara Cerdik Suami Sembunyikan PlayStation 4
Monsoon Dingin Australia juga menyebabkan suhu udara musim kemarau di Indonesia menjadi lebih dingin dari musim hujan.
Wilayah Yogyakarta yang biasanya bersuhu normal, kini bisa mencapai 23 hingga 20 derajat celcius.
Sedangkan Monsoon Dingin Australia ini akan berlangsung dari hingga September nanti.
Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Laut Asin di Bulan Jupiter, Pertanda Kehidupan?