Begitu Banyak Paus Mati di Pesisir AS, Ilmuwan Kebingungan Menguburnya

Paus abu-abu yang mati telah melebihi 70 ekor selama tahun 2019.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 25 Juni 2019 | 13:00 WIB
Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)

Ilustrasi paus mati di pinggir pantai. (Marine Mammal Center)

Hitekno.com - Pada tahun 2019, ilmuwan dibuat bekerja lebih keras karena terdapat fenomena tidak biasa dengan adanya banyak kematian paus abu-abu.

Peneliti yang tergabung dalam lembaga penelitian resmi Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) kini juga harus memikirkan cara mengubur puluhan bangkai abu-abu tersebut.

Berdasarkan catatan penelitian, lebih dari 70 paus abu-abu terdampar di sepanjang garis pantai pada tahun 2019.

Baca Juga: Total 73 Paus Tewas Terdamar di Tepi Pantai, Apa Penyebabnya?

Organisasi lokal kewalahan untuk mengurus bangkai besar hewan raksasa tersebut.

Paus abu-abu dapat tumbuh hingga 12 meter sehingga merupakan pekerjaan berat untuk menguburnya atau membiarkan mereka membusuk.

Tahun 2019 menjadi pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir jumlah kematian paus abu-abu mencapai puncaknya.

Baca Juga: Mengenal Migaloo, Paus Bungkuk Albino Langka yang Menakjubkan

Kematian massal paus abu-abu pada tahun 2000 ada sebanyak 100 ekor.

Ilustrasi paus abu-abu ketika bernafas di permukaan. (Wikipedia/ NOAA)
Ilustrasi paus abu-abu ketika bernafas di permukaan. (Wikipedia/ NOAA)

Jumlah kematian paus di tahun 2019 bisa lebih banyak mengingat hingga akhir Mei 2019, jumlah paus yang ditemukan mati ada 73 ekor.

Saat ini, terdapat dua masalah yang harus dipecahkan ilmuwan.

Baca Juga: Cute, Paus Beluga Ini Kembalikan Ponsel Wanita yang Terjatuh ke Laut

Hal pertama adalah mencari tahu penyebab utama paus abu-abu mati dan yang kedua adalah mengurus puluhan bangkai paus abu-abu tersebut.

Dugaan sementara dari kematian paus abu-abu adalah mereka mati kelaparan karena tak adanya sumber makanan utama paus abu-abu, amphipod crustacea.

Proses nekropsi paus untuk mengetahui penyebab kematiannya. (NOAA)
Proses nekropsi paus untuk mengetahui penyebab kematiannya. (NOAA)

NOAA kini sudah menyatakan puluhan kasus kematian paus sebagai Unusual Mortality Event (UME) atau Kejadian Kematian yang Tidak Biasa.

Baca Juga: Puluhan Ikan Paus Mati Kelaparan di Pasifik, Ilmuwan Masih Kebingungan

Badan penelitian itu juga membuat peraturan baru untuk mengubur bangkai paus abu-abu.

Orang-orang yang memiliki properti tepi pantai bisa menjadi sukarelawan untuk mengurus bangkai paus.

Tanah mereka bisa dipinjam sementara sebagai tempat peristirahatan terakhir paus abu-abu.

Paus abu-abu yang mati akan dibiarkan membusuk secara alami di properti milik pribadi. (NOAA/ Mario Rivera)
Paus abu-abu yang mati akan dibiarkan membusuk secara alami di properti milik pribadi. (NOAA/ Mario Rivera)

"Dengan menjadi relawan sebuah situs, pemilik tanah dapat membantu mendukung proses alami lingkungan laut, dan kerangka yang ditinggalkan akan digunakan untuk tujuan pendidikan," kata perwakilan NOAA dikutip dari IFLScience.

Sukarelawan yang sudah mendaftar adalah sepasang suami istri bernama Stefanie Worwag dan Mario Rivera.

Mereka bersedia menjadikan properti tepi pantai mereka di Port Townsend, Washington, sebagai penelitian proses pembusukan paus.

Dengan menjadi sukarelawan, mereka juga akan diberi penghargaan karena ikut berkontribusi menjaga alam dengan ikut mengurusi peristirahatan terakhir paus abu-abu.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB