Gunung Raikoke Erupsi, Pemandangan Spektakuler Tercipta dari Luar Angkasa

Erupsi gunung Raikoke terlihat sangat menakjubkan ketika berinteraksi dengan awan badai.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 27 Juni 2019 | 11:45 WIB
Erupsi Gunung Raikoke dilihat dari luar angkasa. (NASA Earth Observatory)

Erupsi Gunung Raikoke dilihat dari luar angkasa. (NASA Earth Observatory)

Hitekno.com - Astronot baru saja merekam kejadian luar biasa saat gunung yang terletak di pulau terpencil mengalami erupsi. Gunung Raikoke mengalami erupsi hebat dan menciptakan pemandangan menakjubkan dari luar angkasa.

Astronot NASA menjadi saksi kemegahan alam saat mereka mulai menunjukkan aktivitasnya.

Melalui ISS (International Space Station) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional, astronot dapat merekam aktivitas gunung Raikoke saat erupsi pada 22 Juni 2019 pukul 04.00 waktu setempat.

Baca Juga: Bisa Meletus Seperti di Pompeii, Gunung Berapi Ini "Terbangun" Lagi

Gunung berapi Raikoke terletak di Semenanjung Kamchatka, Rusia.

Aktivitas erupsi gunung tidak membahayakan secara langsung mengingat gunung terletak di pulau terpencil tak berpenghuni.

Gumpalan besar abu dan gas vulkanik langsung membubung tinggi ke angkasa dari kawah selebar 700 meter.

Baca Juga: Ada Suara Misterius, Ditemukan Gunung Api Bawah Laut Terbesar dalam Sejarah

Debu dan kaca vulkanik langsung menyebar ke angkasa saat gunung Raikoke erupsi. (NASA Earth Observatory)
Debu dan kaca vulkanik langsung menyebar ke angkasa saat gunung Raikoke erupsi. (NASA Earth Observatory)

Data satelit mengungkapkan bahwa abu vulkanik dapat mencapai ketinggian hingga 16 kilometer.

Raikoke adalah pulau vulkanik tak berpenghuni dengan ketinggian 551 meter.

Pulau tersebut merupakan bagian dari Kepulauan Kuril, sebuah kepulauan yang membentang dari Jepang ke Semenanjung Kamchatka Rusia.

Baca Juga: Macet di Pendakian Gunung Everest, Dua Pendaki Meninggal Dunia

Gunung yang berada di Raikoke atau disebut gunung Raikoke terletak di Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).

Daerah Cincin Api Pasifik merupakan tempat di mana sebagian besar gempa bumi dan letusan gunung berapi terjadi.

Gunung Raikoke dilihat dari kejauhan. (Wikipedia/ BigWumpus)
Gunung Raikoke dilihat dari kejauhan. (Wikipedia/ BigWumpus)

Dikutip dari Gizmodo, gunung Raikoke sebelumnya pernah meletus pada 1923 dan 1778.

Baca Juga: Jauh di Dalam Bumi, Ilmuwan Temukan Gunung Raksasa Lebih Besar dari Everest

Gunung tersebut jarang erupsi, namun setelah erupsi, ternyata mampu memukau para astronot.

Simon Carn, seorang ilmuwan ahli vulkanologi di Michigan menilai bahwa erupsi gunung Raikoke spektakuler.

"Sunggu gambar yang spektakuler. Itu mengingatkan saya pada foto astronot Sarychev Peak tentang letusan di Kuriles sekitar 10 tahun lalu," komentar Carn dalam sebuah rilis resmi dari NASA.

Letak gunung Raikoke dilihat dari luar angkasa. (NASA Earth Observatory)
Letak gunung Raikoke dilihat dari luar angkasa. (NASA Earth Observatory)

Abu mengandung serpihan batu dan kaca vulkanik yang tajam sehingga menimbulkan bahaya serius bagi pesawat.

Tokyo and Anchorage Volcanic Ash Advisory Centers telah memberikan peringatan kepada pilot agar tidak menerbangkan pesawat di sekitar daerah tersebut.

Erupsi gunung Raikoke menghasilkan asap awan belerang dioksida (SO2) yang terkonsentrasi serta berputar-putar dan berinteraksi dengan awan badai.

Berkat interaksi tersebut, pemandangan erupsi gunung Raikoke terlihat sangat menakjubkan dari luar angkasa.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB