Dibanding Kota Lain di Dunia, Jakarta Diprediksi Lebih Dulu Tenggelam

Apakah ini alasan pemerintah pindahkan ibu kota negara dari Jakarta?

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 22 Juli 2019 | 12:00 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Hitekno.com - Apa jadinya jika rumah, lingkungan, bahkan kota tempat kamu tinggal tenggelam di bawah air laut? Inilah ancaman yang harus dihadapi penduduk DKI Jakarta.

Ibu kota Republik Indonesia ini diprediksi dapat tenggelam lebih cepat dibandingkan kota-kota lain di dunia. Kenapa bisa seperti ini?

Menurut 9News, Jakarta berada di bawah beban pertumbuhan yang sangat cepat. Bahkan pertahunnya terjadi penurunan ketinggian di kota ini.

Baca Juga: Jakarta akan Punya "Iklim Baru", Ini Peta Perubahan Iklim 2050

Para ahli menyebutkan kalau Jakarta tenggelam hingga 25 cm per tahun. Ditambah lagi, adanya dampak peningkatan permukaan air lain.

Diprediksi kalau 95 persen wilayah utara bakal berada di bawah air pada 2050. Dan dapat menyebar ke wilayah lainnyanya di kota ini.

Jakarta, menjadi rumah bagi 34 juta orang yang dinilai berlebihan. Juga sebagian dari mereka menjadi beban pembangunan yang berlebihan.

Baca Juga: Heboh Pemukiman di Atas Gedung di Jakarta, Ini Komentar Kocak Netizen

Tetapi penyebab utama dari prediksi tenggelamnya kota ini adalah 60 persen penduduk dan bisnis di Jakarta mengambil air langsung dari tanah.

Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Hal ini karena infrastruktur pemerintah tidak mengikuti pertumbuhan kota ini, atau tidak mampu dimanfaatkan dengan baik.

"Ini bencana," kata Profesor Heri Andreas, pakar penurunan tanah dari Institut Teknologi Bandung, seperti dikutip dari 9News, (21/7/2019).

Baca Juga: Jakarta Kota Berpolusi Terparah di Asia Tenggara, Ini Respon Kocak Netizen

"Jika kita mengambil air tanah, tanah menjadi padat, jadi yang di atas menjadi lebih rendah dan lebih rendah," ungkapnya.

"Beberapa bagian di Jakarta sudah tenggelam sekitar 4 meter sekarang dan di masa depan mungkin kita dapat memiliki 2 atau 3 meter lagi," lanjutnya.

Di Desa Kapuk Teko, nampak anak-anak menaiki rakit hias seperti di taman bermain, kuburan telah hilang, dan rumah-rumah ditopang panggung untuk bertahan dari air setinggi 2 meter.

Baca Juga: Hasil Studi : di Jakarta Lebih Mudah Nyicil iPhone, Jogja Paling Susah

Selama banjir datang, banyak keluarga yang naik ke lantai dua rumahnya. Namun tidak semua rumah memiliki tingkat hingga dua lantai.

Bang Jiih, salah satu penduduk mengakui hidup dalam ketakutan karena air di sekelilingnya telah merenggut nyawa dua anak.

Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Dinding laut pun telah dibangun di beberapa tepi pantai, namun tetap saja tenggelam. Pemerintah juga menjanjikan dana besar untuk infrastruktur air.

"Kami membutuhkan setidaknya 10 tahun untuk mengubah air tanah menjadi air permukaan dan akhirnya menghentikan surutnya," ungkap Profesor Andreas.

Pemerintah juga telah merencanakan untuk memindahkan ibu kota negara ke kota lain. Namun bakal membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar.

Pemindahan ini juga dilakukan dalam rangka meringankan beban pembangunan yang harus ditanggung kota Jakarta. Ide ini juga telah jadi perdebatan ahli sejak lama.

Meski begitu, nenek Rohaeni bin Caska, salah satu warga Jakarta tak mempercayai prediksi ahli terkait penurunan tanah di kota ini. Ia lebih percaya kepada Tuhan.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB