Hitekno.com - Kabar mengenai pantai bagian selatan Jawa yang diprediksi akan diguncang gempa bumi 8,8 skala richter memang menghebohkan. Belum lama ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI membuat analisa dengan mengaitkan mitos Nyi Roro Kidul dan jejak tsunami di pantai bagian selatan Jawa.
Menurut kabar yang beredar, gempa bumi berkekuatan 8,8 skala richter ini akan disusul tsunami setinggi 20 meter. Melihat fakta ilmiahnya, potensi gempa ini bisa saja terjadi, melihat Barat Sumatera, Selatan Jawa sampai Bali ada di zona subduksi.
Zona subduksi merupakan pertemuan lempeng benua Asia dan Australia yang memungkinkan Indonesia dilanda letusan gunung berapi, gempa, hingga tsunami.
Baca Juga: Tujuh Harimau Ditemukan Mati di Dalam Mobil, Polisi Tangkap Tersangkanya
Terlepas dari ilmu pengetahuan, menurut Deputi Bidnag Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin, masyarat Indonesia rupanya sudah peka dengan isu ini dalam kaitannya dengan mitos Nyi Roro Kidul.
Bertolak dari mitos Nyi Roro Kidul di pantai Selatan Jawa, Eko Yulianto selaku peneliti paleotsunami di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitiannya.
Hasilnya, dirinya mendapat keberadaan tsunami di masa lalu dari jejak yang ada di Pangandaran.
Baca Juga: Bunuh Elang yang Dilindungi, Pemuda Ini Diringkus Polisi
Menggunakan metode penelitian geomitologi, Eko Yulianto menyadari bahwa mitos menyimpan banyak informasi mengenai beberapa peristiwa di masa lalu.
Lebih lanjut, Eko Yulianto menjelaskan bahwa mitos Nyi Roro Kidul merupakan metafora mengenai pernah terjadinya gelombang besar di pesisir Selatan Jawa.
Jejak tsunami berumur 400 tahun lalu ditemukan di daerah Pangandaran melalui lapisan pasir daerah tersebut.
Baca Juga: Gunung Tangkuban Perahu Alami Erupsi Freatik, Ini Penjelasan PVMBG
Rupanya bukan saja di daerah Pangandaran, penelitian ini juga menemukan tanda yang sama dari tahun yang sama di pesisir Jawa lainnya.
Setelah ditelusuri, mitos mencatat bahwa 400 tahun yang lalu dibangun kerajaan Mataram yang dibangun Islam dan Panembahan Senopati. Eko Yulianto lalu melakukan penelitian dengan berangkat dari mitos tersebut.
Hasilnya, ada kisah yang menemukan bahwa Panembahan Senopati diketahui bertapa di pantai Selatan Jawa untuk meminta bantuan Nyi Roro Kidul demi bisa membangun kerajaan Mataram, padahal dirinya bukan keturunan raja.
Baca Juga: Usai Erupsi, Gunung Tangkuban Perahu Kini Berada di Status Level 1
Setelah dirinya bertapa, terjadilah gelombang tinggi di daerah tersebut.
Selain melakukan penelitian dengan kisah Panembahan Senopati, Eko Yulianto juga melakukan penelitian dengan Serat Sri Nata dari Babad Tanah Jawi.
Ke depannya, penelitian yang mengaitkan antara mitos Nyi Roro Kidul dan bencana alam semacam ini akan terus dilakukan untuk menguak jejak tsunami purbakala. Tujuannya jelas agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana yang akan terjadi.