Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan sebuah lensa kontak yang mempunyai cara kerja mirip cerita atau film fiksi ilmiah. Tak hanya di Terminator maupun Mission: Impossible – Ghost Protocol, lensa kontak juga mempunyai kemampuan untuk melakukan zoom-in dan mengubah fokus layaknya sebuah lensa kamera.
Para peneliti di University of California San Diego berhasil mengembangkan prototipe lensa kontak yang dapat secara otomatis mendeteksi gerakan mata pemakainya.
Melalui sensor yang ada, gerakan mata pemakai akan diterjemahkan ke dalam perintah zoom-in atau pengubahan fokus sudut pandang.
Baca Juga: Dengan Teknologi 5G, Dokter Ini Berhasil Operasi Kanker Payudara Jarak Jauh
Jika kamu menonton film Mission: Impossible – Ghost Protocol (2011), kamu akan melihat adegan seorang aktor yang bisa melakukan scan dokumen menggunakan lensa kontak di sebuah apartemen Dubai.
Meski lebih sederhana, lensa kontak ini mempunyai fitur yang mirip dengan lensa kamera smartphone.
Penelitian mengenai lensa kontak canggih telah diterbitkan di jurnal Wiley Online Library.
Baca Juga: Pakai Teknologi Baru, Mesin Ini Perlihatkan Isi Otak Manusia Secara Detail
Lensa kontak tersebut meniru cara kerja lensa pada mata manusia.
Perangkat tidak terbuat dari jaringan organik, namun terbuat dari lapisan polimer fleksibel yang dapat mengubah strukturnya ketika aliran listrik mengalir ke mereka.
Dalam hal ini, listrik akan menyebabkan lapisan-lapisannya membesar, mengurangi ketebalan lensa, berkontraksi atau sebaliknya.
Baca Juga: Mirip di Film Fiksi Ilmiah, Ini Senjata Laser yang Dikembangkan Rusia
Bagian yang menarik dalam penelitian ini adalah bagaimana lensa kontak akan dikontrol.
Tak ada tombol yang perlu ditekan karena lensa kontak akan mendeteksi sinyal Electrooculographic yang dihasilkan oleh mata manusia.
Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi ada medan listrik yang ditemukan pada jaringan yang mengelilingi mata manusia.
Baca Juga: Secanggih Film Fiksi Ilmiah, Perangkat Keren Ini Beneran Ada
Perbedaan potensial dapat diukur antara bagian depan dan belakang mata.
Dikutip dari Gizmodo, dengan menempatkan elektroda pada kulit sekitar mata, perbedaan itu dapat diukur saat mata bergerak.
Hal tersebut memungkinkan gerakan-gerakan dapat dilacak dan diterjemahkan dalam sebuah perintah.
Misalnya, melihat ke bawah, dapat secara otomatis membuat fokus lensa pada objek dekat.
Sementara melirik ke atas dapat menyesuaikan lensa untuk fokus pada pemandangan yang lebih jauh (ultrawide angle).
Bahkan kedipan mata bisa berpotensi mengubah lensa berfungsi seperti lensa zoom telefoto.
Penelitian ini masih akan dikembangkan lagi dan belum akan diaplikasikan ke publik karena sangat sedikit orang yang mau membawa kabel elektroda menempel di muka mereka.
Di masa depan, lensa kontak super canggih ini diprediksi akan berkembang lebih jauh sehingga nantinya fiksi ilmiah mungkin akan menjadi nyata.