Tabrak Burung Ini di Langit, Moncong Pesawat Langsung Berlubang

Burung ini ternyata dapat terbang ribuan meter dari atas tanah dan "menang" melawan pesawat.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Jum'at, 09 Agustus 2019 | 19:30 WIB
Pesawat yang menabrak burung. (Facebook/ Combat Learjet)

Pesawat yang menabrak burung. (Facebook/ Combat Learjet)

Hitekno.com - Meski manusia mempunyai burung besi yang bisa terbang di langit, burung buatan alam ternyata lebih kuat. Sebuah unggahan ini membuat netizen heboh setelah memperlihatkan moncong pesawat yang berlubang setelah menghantam seekor burung.

Sebuah fanspage Facebook bernama Combat Learjet memperlihatkan sebuah Airbus yang melakukan "adu banteng" dengan seekor burung.

Unggahan yang dibagikan berhasil viral di Facebook setelah mendapatkan Like lebih dari 1.900 kali dan ratusan komentar dari netizen.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan Menemukan Spesies Burung Nuri Setinggi 1 Meter

Sangat unik dan bikin heran, postingan tersebut juga telah dibagikan lebih dari 4 ribu kali.

Masih belum jelas Airbus tipe apa yang berada dalam postingan yang viral itu.

Moncong pesawat langsung berlubang setelah pesawat menabrak burung. (Facebook/ Combat Learjet)
Moncong pesawat langsung berlubang setelah pesawat menabrak burung. (Facebook/ Combat Learjet)

Namun kasus tersebut pernah menimpa jenis pesawat yang sama beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Insiden Burung Menyerang Manusia Meningkat, Ternyata Ini Penyebabnya

Dikutip dari AV Herald, pada Februari 2014, pesawat Airbus A320-200 Swiss melakukan penerbangan dari Kopenhagen (Denmark) ke Zurich (Swiss).

Di tengah penerbangan, seekor burung menabrak bagian moncong atau radome pesawat (radar dome).

Radome pesawat sangat penting karena kubah yang ada pada moncong di pesawat ini berisi instrumen elektronik dan sensor penunjang kerja radar.

Baca Juga: Dampak Pencemaran Lingkungan, Bayi Burung Ini Makan Puntung Rokok

Burung crane yang merupakan penyebab dari masalah ini akhirnya ''diamankan''. (Facebook/ Combat Learjet)
Burung crane yang merupakan penyebab dari masalah ini akhirnya ''diamankan''. (Facebook/ Combat Learjet)

Pesawat tersebut bisa mendarat dengan selamat di Zurich sekitar 80 menit kemudian dengan moncong yang berlubang.

Ternyata setelah ditelusuri, seekor burung yang berhasil melakukannya adalah burung jenjang atau crane.

Burung jenjang adalah burung yang sering dianggap sebagai burung terbang tertinggi di dunia.

Baca Juga: Ribuan Burung Imut Mengalami Kematian Massal, Penyebabnya Menyedihkan

Mereka memiliki berat antara 3 hingga 12 kilogram. Kemampuan terbang mereka sangat menakjubkan, yaitu rata-rata antara rentang 6-7 ribu kaki atau 1.800-2100 meter.

Namun hewan itu seringkali juga ditemukan dalam ketinggian 13 ribu kaki atau hampir 4.000 meter di atas tanah.

Ilustrasi burung jenjang atau crane. (Wikipedia/ Bernard Dupont)
Ilustrasi burung jenjang atau crane. (Wikipedia/ Bernard Dupont)

Itulah mengapa crane atau burung jenjang dapat cukup berbahaya bagi pesawat terbang.

Aksi seekor burung yang menabrak pesawat sehingga viral di Facebook ini membuat netizen memberikan beragam komentar.

"Aku yakin hewan itu bisa melakukannya. Mereka terbang jauh sebelum manusia membangun pesawat dan memadati wilayah udara mereka," komentar Bily Wolf.

"Manusia mengira teknologi bisa mengalahkan alam, tetapi percayalah, alam akan menang pada akhirnya," tulis Marning Max.

Itulah tadi burung yang mampu "melubangi" pesawat sehingga membuat netizen heboh, bagaimana pendapat kamu?

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB