28 Orang Tewas dan 1 Juta Dievakuasi, Ini Dahsyatnya Kekuatan Topan Lekima

Topan Lekima merupakan badai tropis super dahsyat yang membuat jutaan rumah di China tidak teraliri listrik.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Minggu, 11 Agustus 2019 | 18:00 WIB
Angin Topan Lekima dari citra satelit. (Wikipedia/ Naval Research Laboratory)

Angin Topan Lekima dari citra satelit. (Wikipedia/ Naval Research Laboratory)

Hitekno.com - Topan Lekima dengan kekuatan yang sangat dahsyat diketahui baru saja menghantam beberapa provinsi di China. Badai dahsyat itu merupakan topan tropis aktif yang merusak Kepulauan Ryukyu China timur dan Taiwan.

Berdasarkan penelitian, topan tersebut berasal dari gelombang badai tropis yang terbentuk di lautan Pasifik Barat pada 31 Juli 2019.

Topan Lekima langsung masuk sebagai badai tropis kategori-4 pada 8 Agustus 2019.

Baca Juga: Badai Matahari Sebabkan Aurora Borealis Lebih Nampak, Ini Penjelasannya

Ilmuwan di JMA (Japan Meteorological Agency) telah memonitor rendahnya curah musim hujan di daerah tersebut yang berkembang menjadi depresi tropis.

Topan Leekima (di Filipina disebut Topan Hanna) bergerak di Laut Filipina dan menguat menjadi badai tropis pada 2 Agustus 2019.

Pergerakan Topan Lekima. (YouTube/ New China TV)
Pergerakan Topan Lekima. (YouTube/ New China TV)

Sistem mulai bergerak menjauhi Filipina ke arah Taiwan pada 3 Agustus 2019 dan langsung menjadi badai kategori-3.

Baca Juga: Teleskop Hubble Tangkap Badai Besar di Planet Neptunus, Ini Penampakannya

Puncaknya, pada 8 Agustus 2019, topan yang menjelma menjadi badai kategori-4 mulai menyerang beberapa wilayah Taiwan dan 7 provinsi China termasuk Fujian, Jiangsu, dan Shanghai.

Media pemerintah setempat, Xinhua, langsung mengeluarkan peringatan darurat pada beberapa provinsi sekitarnya dan meminta warga ekstra waspada.

Dilansir dari BBC, pada Sabtu (10/08/2019) dini hari waktu setempat badai langsung memporak-porandakan beberapa wilayah antara Taiwan dan Shanghai.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Badai Petir Terkuat di Dunia, Segini Besar Dayanya

Arah pergerakan Topan Lekima. (Wikipedia/ NOAA))
Arah pergerakan Topan Lekima. (Wikipedia/ NOAA)

Tanah longsor yang sangat fatal terjadi di Wenzhou, daerah dimana badai itu melintas dengan kuat.

Pihak berwenang telah membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan sebagai respon terhadap Topan Lekima.

Pemerintah kota Shanghai mengevakuasi sekitar 250 ribu penduduk, sementara provinsi Zhejiang juga telah meminta 800 ribu orang untuk meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Ini Perbedaan Badai dan Topan

Untuk menghindari kerusakan, jendela kaca harus dilapisi dengan kayu. (YouTube/ New China TV)
Untuk menghindari kerusakan, jendela kaca harus dilapisi dengan kayu. (YouTube/ New China TV)

Diperkirakan, 2,7 juta rumah di wilayah tersebut kehilangan daya listrik setelah beberapa kabel utama rusak diterjang badai.

Laporan dari Xinhua mengatakan bahwa Topan Lekima telah membuat 28 orang tewas sementara 10 lainnya masih dinyatakan hilang.

Ketika sampai di daratan, Topan Lekima mempunyai pusaran angin dengan kecepatan 187 kilometer per jam.

Setelah terbentuk di laut, badai tersebut bergerak ke utara dengan kecepatan 15 kilometer per jam.

Ilmuwan telah memperingatkan bahwa kombinasi Topan Lekima dan hujan lebat meningkatkan risiko tanah longsor di daerah perbukitan.

Sangat kuat dan dahsyat, Topan Lekima juga membuat warga provinsi sekitarnya yang terdampak harus menjauh dan menguatkan jendela kaca dengan lapisan kayu tambahan.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB