Hujan Terlambat Datang, BMKG: Musim Kemarau Hingga November

Mundurnya musim hujan itu, kata dia, salah satunya karena seiring melemahnya gelombang El Nino.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 18 Agustus 2019 | 16:09 WIB
Logo BMKG. (BMKG)

Logo BMKG. (BMKG)

Hitekno.com - Buat kamu yang sudah menanti hujan tiba, harap bersabar lebih lama. Karena musim kemarau tahun ini akan berlangsung lama.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan di sejumlah daerah di Indonesia akan telat tiba atau molor.

"Curah hujan awal musim hujan akan mundur 10-30 hari dari normalnya. Mundurnya akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia," kata Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Jumat (17/8/2019).

Baca Juga: BMKG Sebut Radiasi Jadi Penyebab Wilayah Yogyakarta Diselimuti Kabut Tebal

Dia mengatakan, mundurnya musim hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan bagian selatan, Pulau Sulawesi bagian barat dan selatan, Kepulauan Maluku, Bali, NTB, NTT dan lainnya.

Menurut dia, waktu mundurnya musim hujan yang sangat bervariasi 10-30 hari itu menilik 342 zona musim di Indonesia.

Mundurnya musim hujan itu, kata dia, salah satunya karena seiring melemahnya gelombang El Nino yaitu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur.

Baca Juga: Netizen Ramai Mengeluh Kedinginan, Ini Penjelasan BMKG Soal Udara Dingin

"El Nino lemah hingga akhir tahun 2019," katanya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

Dengan berakhirnya El Nino mulai Agustus 2019, kata dia, membuat anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik menjadi kembali netral hingga akhir 2019 dan cenderung dingin.

Maka, lanjut dia, dinginnya permukaan laut tidak menyebabkan penguapan air yang biasa terakumulasi menjadi awan hujan.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Perahu Erupsi, BMKG Peringatkan Hal Ini

Kondisi iklim di Indonesia, kata dia, sangat dipengaruhi muka air laut di Samudera Hindia dan kepulauan Indonesia terutama di sebelah barat Sumatera dan area selatan khatulistiwa.

"Suhu lebih dingin dari suhu normal 26-27 derajat Celcius. Akibatnya penguapan air laut jadi lebih sulit terjadi. Awan-awan hujan jadi berkurang sehingga implikasi curah hujan jadi rendah," kata dia.

Dwikorita mengatakan kondisi suhu muka air laut dingin itu akan terus berlangsung sampai Oktober yang berdampak awan sulit terbentuk dan curah hujan rendah.

Baca Juga: Sekarang Cuaca Malam Hari Lebih Dingin, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Selain karena meluruhnya El Nino, cuaca kemarau yang sifatnya dingin dan kering itu dipengaruhi angin muson dari benua Australia menuju Indonesia.

Angin muson sendiri mirip dengan angin laut tetapi ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan. Adapun daratan Austalia sedang mengalami musim dingin.

"Kita di musim kemarau ini kering bahkan mundur akan berakhir sampai November," katanya.

Atas potensi kemarau yang cukup lama, ia mengimbau sejumlah pihak untuk lebih melakukan tindakan perlu terkait persoalan ketersediaan air baku, pengelolaan pertanian, aktivitas masyarakat dan lainnya.

"Tentu perlu mewaspadai kondisi kering yang berlangsungnya sampai November. Semoga langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan," kata dia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB