Elon Musk Berencana Mengebom Nuklir Mars, Ini Alasan di Baliknya

Rencana Elon Musk mengebom nuklir Mars diambut dengan ratusan ribu cuitan dukungan dari penggemarnya.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Minggu, 18 Agustus 2019 | 19:30 WIB
Ilustrasi bom nuklir. (Pixabay/ Alexander Antropov)

Ilustrasi bom nuklir. (Pixabay/ Alexander Antropov)

Hitekno.com - Tak mengherankan apabila Elon Musk mengeluarkan sesuatu yang sangat kontroversial (atau berguna?) di dunia teknologi. Salah satu orang terkaya di dunia ini kembali memantik spekulasi penggemarnya setelah ia berencana mengebom nuklir Mars.

Elon Musk, pengusaha di bidang teknologi (pemilik Tesla dan SpaceX) yang mempunyai harta 19,3 miliar dolar AS atau Rp 275 triliun dan masuk list Forbes Billionaires 2019 nomor 40 (Agustus 2019) membuat ilmuwan atau manusia mungkin terkaget-kaget dengan rencananya.

Ia mencuitkan dua kalimat sederhana namun mempunyai banyak makna di akun Twitter resminya.

Baca Juga: Sindir Elon Musk, Ilmuwan Rusia Luncurkan Mobil Mainan ke Angkasa

Pada hari Jumat (16/08/2019), ia mencuitkan "Nuke Mars" atau "Bom Nuklir Mars" yang disambut antusias dengan memperoleh lebih dari 32 ribu Retweet dan 240 ribu Like.

Ia bahkan memberikan sebuah desain baju Mars dengan tulisan "Nuke Mars" bagi para penggemar ide gilanya.

T-shirt Nuke Mars dikenalkan oleh Elon Musk. (Twitter/ elonmusk)
T-shirt Nuke Mars dikenalkan oleh Elon Musk. (Twitter/ elonmusk)

Cuitan di atas mungkin terlihat sederhana, namun jika melihat rekam jejak Elon Musk, beberapa tahun lalu ia memang pernah berencana mengebom nuklir Mars meski ilmuwan lain ada yang tak setuju dengannya.

Baca Juga: Gunakan 12 Ribu Satelit, Elon Musk Berambisi Wujudkan Internet Murah

Pada penampilan di acara "The Late Show With Stephen Colbert" pada tahun 2015, Elon Musk pernah mengatakan bahwa cara tercepat menghangatkan Mars adalah dengan mengebom nuklir planet tersebut.

Colbert dengan tertawa bahkan menjulukinya sebagai "Supervillain" atau orang yang sangat jahat.

Meski di acara tersebut terlihat bercanda, cuitan terbarunya mungkin mengindikasikan bahwa rencana Elon Musk ini cukup serius.

Baca Juga: Ide Baru Elon Musk, Terowongan di Bawah Pegunungan Senilai Rp 14,2 Triliun

Salah satu desain markas manusia di Mars. (Twitter/ ElonMusk)
Salah satu desain markas manusia di Mars. (Twitter/ ElonMusk)

Dengan menjatuhkan senjata termonuklir di kutub Mars, Elon Musk dan ilmuwan di belakangnya sangat yakin bahwa itu akan menghangatkan Mars dan membuatnya lebih ramah bagi kehidupan manusia.

Dikutip dari Business Insider, idenya adalah untuk melepaskan CO2 yang terperangkap di dalam lapisan es Mars untuk menghasilkan efek rumah kaca.

Namun sebuah penelitian pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa menggunakan CO2 untuk mereplikasi atmosfer Bumi tidak mungkin dilakukan dengan teknologi saat ini.

Baca Juga: Tampil Sangat Mengkilap, Ini Roket Baru Milik Elon Musk

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy tersebut menyoroti dua masalah apabila Mars benar-benar dibom nuklir.

Masalah pertama adalah tidak cukupnya CO2 yang terperangkap di Mars untuk menghasilkan efek yang diinginkan.

Sementara masalah kedua adalah partikel-partikel dari atmosfer Mars terus menerus hilang ke angkasa, jadi CO2 yang menguap akan bocor keluar dari atmosfer.

Masih belum jelas apakah Elon Musk sedang menyiapkan rencana kontroversial ini atau tidak, namun apabila ia benar-benar serius, maka roket SpaceX selanjutnya mungkin akan didesain untuk membawa senjata nuklir untuk mengebom nuklir Mars.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB