Letusan Gunung Api Bawah Laut Ciptakan Hal Mengerikan di Samudra Pasifik

Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini bisa mengganggu nelayan dan warga sekitar yang aktif di kawasan laut.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Jum'at, 30 Agustus 2019 | 17:30 WIB
Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)

Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)

Hitekno.com - Awal Agustus 2019 lalu, para pelaut di Samudra Pasifik dikejutkan dengan kemunculan bebatuan aneh yang mengeluarkan bau belerang. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa batu-batu tersebut merupakan hasil letusan gunung api bawah laut yang berada di daerah tersebut.

Batu-batu vulkanis ini membentuk daratan seluas lebih dari 150 kilometer persegi dan mengapung di permukaan Samudra Pasifik. Ukuran daratan ini sama dengan 20.000 lapangan sepak bola.

Saat diambil, batu apung ini berukuran sebesar kepala manusia. Setiap sisi batu apung tersebut berisi lubang dan kantong-kantong gas yang membuat batu-batuan ini dapat mengapung.

Baca Juga: Ibu Kota Baru Indonesia Perlu Big Data, Ini Alasannya

Dari potret satelit, diketahui bahwa batu apung yang membentuk daratan ini terombang-ambing mengikuti angin dan gelombang yang berada di Samudra Pasifik tersebut.

Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)
Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)

Daratan ini sedang dalam perjalanan mengikuti arus ke arah pantai timur Australia dan kemungkinan berbahaya dan dapat menyebabkan penyumbatan di daerah pelabuhan dan teluk.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini bisa mengganggu nelayan dan warga sekitar yang aktif di kawasan laut.

Baca Juga: 6 Kota yang Terancam Lenyap dan Tenggelam, Salah Satunya Jakarta

Penelitian lalu dilakukan untuk menemukan penyebab kemunculan batu-batu vulkanis ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa batu-batu yang mengapung ini berasal dari gunung api bawah laut di daerah Tonga yang baru saja meletus pada 7 Agustus lalu.

Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)
Batu vulkanik yang membentuk daratan. (twitter/simoncarn)

Gunung api bawah laut ini sebelumnya pada tahun 2001 pernah meletus dan membuat beberapa batuan vulkanis terapung dan membentuk daratan yang lebih kecil.

Dilansir dari Gizmodo, para ilmuwan sangat tidak menyarankan bagi manusia untuk bersentuhan langsung dengan air di sekitar daratan yang tercipta akibat batu-batu vulkanis ini.

Baca Juga: Punya Wujud Mirip Bigfoot, Makhluk Raksasa Berbulu Ini Terekam Kamera

Namun, batu apung tersebut diduga sangat baik untuk makhluk laut karena dapat memperbarui ekosistem. Di sisi lain, ancaman datangnya spesies predator bisa saja terjadi.

Hingga artikel ini dibuat, tidak diketahui apa yang akan dilakukan para ilmuwan untuk menangani pembentukan daratan dari batu-batu vulkanik akibat letusan gunung api bawah laut ini.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Bumi 500 Tahun Mendatang?

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB