Menyiksa, Penjelasan Ilmiah Ini Jelaskan Bahaya Menahan Rindu

Perpaduan deretan hormon ini yang lalu mempengaruhi hormon oksitosin dan rasa untuk bertemu akan semakin menggebu-gebu.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Selasa, 03 September 2019 | 08:00 WIB
Ilustrasi pasangan. (Unsplash/ Brooke Cagle)

Ilustrasi pasangan. (Unsplash/ Brooke Cagle)

Hitekno.com - Rindu biasanya datang saat ada jarak yang memisahkan kamu dengan orang yang kamu rindukan. Dirasa sebagai hal yang biasa, rindu rupanya cukup menyiksa lho. Penjelasan ilmiah ini bahkan menyebut bahwa menahan rindu ternyata juga berbahaya.

Dalam sebuah penelitian yang dibuat Clarissa Silva, saat seseorang jatuh cinta, tubuhnya akan memproduksi hormon estrogen, testoteron, dopamin, serotonin, dan oksitosin. Sebaliknya, saat seseorang sedang rindu, produksi deretan hormon tersebut malah berkurang. Saat hormon-hormon tersebut berkurang, hasrat bertemu akan semakin meningkat drastis.

Dilansir dari The Odyssey Online, hormon dopamin yang berkaitan dengan rasa bahagia, sakit, dan hasrat untuk bersama dengan orang yang dicintai meningkat saat sedang merasakan rindu.

Baca Juga: 14 September Mendatang, Asteroid Raksasa Ini Melintasi Bumi

Hormon dopamin ini yang lalu berkaitan dengan hormon serotonin sebagai pengendali stres, nafsu makan, dan suasana hati. Saat hormon-hormon tersebut berkurang akibat rasa rindu, kamu juga seakan kehilangan semangat karena harus terpisah jarak.

Ilustrasi pasangan. (Unsplash/@ Milan Popovic)
Ilustrasi pasangan. (Unsplash/@ Milan Popovic)

Perpaduan deretan hormon ini yang lalu mempengaruhi hormon oksitosin dan rasa untuk bertemu akan semakin menggebu-gebu.

Saat rindu berlebihan mulai dirasakan, hormon serotonin akan mendominasi dan membuat rasa tidak bahagia dan stres karena memikirkan pasangan.

Baca Juga: Kenapa Kita Tidak Bisa Ingat Kejadian di Awal Kehidupan? Ini Penjelasannya

Stres menjadi efek buruk dari rasanya menahan rindu. Saat stres berlebihan, seseorang akan mengalami susah fokus, emosi yang tidak terkendali, sulit melindungi diri dari serangan penyakit, serta mempengaruhi hormon-hormon lainnya.

Ilustrasi sedih. (pexels/Kat Jayne)
Ilustrasi sedih. (pexels/Kat Jayne)

Ujung dari meningkatnya hormon serotonin ini adalah produksi hormon kortisol yang tinggi dan menyebabkan otak bekerja lebih aktif, akhirnya kualitas rindu menjadi rendah.

Pada dasarnya, rindu adalah hal yang wajar. Hanya saja, jangan sampai berlebihan karena tentu berdampak buruk untuk kehidupan pribadi dan orang lain yang ada di sekitar.

Baca Juga: Bangkai "Kapal Hantu" di Arktik Diteliti, Ungkap Tragedi Tragis Tahun 1845

Berdasarkan penjelasan ilmiah mengenai bahaya menahan rindu, sebaiknya, saat rindu mulai terasa, coba alihkan perhatian dengan beberapa kegiatan lainnya. Menyibukkan diri dengan hal positif bisa menjadi salah satu solusi untuk menangani hal ini.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB