Sepanjang Agustus 2019, Indonesia Diguncang Gempa Sebanyak 673 Kali

Uniknya tiga dari ratusan gempa yang merusak selama Agustus 2019 berpusat di Jawa bagian selatan.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 04 September 2019 | 15:00 WIB
Seismograf [Wikipedia].

Seismograf [Wikipedia].

Hitekno.com - Indonesia dikenal sebagai negara dan kawasan yang kerap mengalami gempa bumi. Dalam sebulan Indonesia bisa ratusan kali diguncang gempa.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan sepanjang Agustus 2019 terjadi 673 gempa di Indonesia dan tiga di antaranya bersifat merusak.

"Gempa dengan magnitudo signifikan di atas 5,0 terjadi sebanyak 22 kali, sedangkan gempa bumi yang guncangannya dirasakan terjadi sebanyak 56 kali," kata Daryono melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Baca Juga: Ini Penjelasan Ilmuwan Pada Oarfish, Ikan Raksasa Peramal Gempa

Uniknya tiga gempa yang merusak itu, seperti yang dibeberkan BMKG, berpusat di Jawa bagian selatan.

Pertama adalah gempa Banten pada 2 Agustus dengan magnitudo 6,9 yang merusak tujuh rumah di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sukabumi.

Kedua, gempa Banyuwangi pada 12 Agustus 2019 dengan magnitudo 5,0. Gempa itu menyebabkan beberapa rumah rusak ringan di Pantai Pancar dan Rajegwesi, Banyuwangi.

Baca Juga: Lewat di Sesar Penyebab Gempa Besar Amerika, NASA Dicurigai Lakukan Hal Ini

Ketiga gempa Bogor di sekitar Gunung Salak pada 23 Agustus 2019 dengan magnitudo 4,0. Dalam peristiwa itu beberapa rumah warga rusak ringan di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Peta titik gempa di Indonesia sepanjang Agustus 2019. [Facebook/Daryono BMKG]
Peta titik gempa di Indonesia sepanjang Agustus 2019. [Facebook/Daryono BMKG]

"Selama Bulan Agustus 2019 juga terjadi gempa swarm. Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal," kata dia.

Gempa swarm Madiun, kata dia, terjadi pada 3 Agustus 2019 dengan terjadi gempa lebih dari 19 kali dalam sehari.

Baca Juga: Gempa Banten, BMKG Rilis Daftar Wilayah yang Berpotensi Tsunami

Selanjutnya adalah swarm Gunung Salak pada 10-28 Agustus 2019. Selama sekitar 18 hari terjadi gempa lebih dari 84 kali hingga masyarakat resah dan sebagian mengungsi ke perkebunan teh.

"Patut disyukuri bahwa aktivitas Swarm saat ini sudah mereda," katanya.

Swarm, jelas Daryono, bisa terjadi di zona gunung api akibat adanya aktivitas magmatik. Juga bisa terjadi di kawasan nonvulkanik yang memiliki struktur batuan rapuh sehingga mudah terjadi retakan.

Baca Juga: Apakah Jawa akan Diguncang Gempa dan Tsunami? Ini Jawab Ahli BMKG

"Terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena jarang terjadi. Gempa swarm diakui meresahkan masyarakat. Tapi jika kita belajar dari berbagai kasus swarm di berbagai wilayah sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm memiliki struktur yang kuat," jelas dia.

Daryono mengatakan fenomena swarm di Indonesia sudah terjadi beberapa kali, seperti aktivitas swarm di Klangon, Madiun (Juni 2015), Jailolo, Halmahera Barat (Desember 2015) dan Mamasa, Sulawesi Barat (November 2018). (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB