Hampir Semua Kehidupan di Bumi Musnah 2 Miliar Tahun Lalu, Ini Penyebabnya

Kehidupan di Bumi hampir musnah karena terjadi perubahan atmosfer serta keberadaan oksigen yang melimpah.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Kamis, 05 September 2019 | 20:00 WIB
Ilustrasi pohon mati. (Pixabay/ Foto-Rabe)

Ilustrasi pohon mati. (Pixabay/ Foto-Rabe)

Hitekno.com - Kepunahan dinosaurus pada 65 juta tahun lalu merupakan salah satu kepunahan terbesar yang pernah terjadi di muka Bumi. Namun tunggu dulu, terdapat peristiwa dahsyat yang ternyata menghapus hampir semua kehidupan di Bumi.

Seperti yang telah diketahui, makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

Namun terlalu banyak oksigen justru pernah memusnahkan lebih dari 90 persen kehidupan di Bumi.

Baca Juga: Asteroid Besar Melintas Dekat Bumi pada Hari Jumat, Berpotensi Menabrak?

Peneliti berhasil mengungkapkannya berkat sampel barit, batuan mineral yang berusia lebih dari 2 miliar tahun lalu.

Batuan yang ditemukan di subarctic Belcher Islands, Kanada, memiliki kandungan kimia yang bisa mengungkapkan kondisi kehidupan 2 miliar tahun lalu.

Ilustrasi atmosfer Bumi. (Pixabay/ Simon Steinberger)
Ilustrasi atmosfer Bumi. (Pixabay/ Simon Steinberger)

Malcolm Hodgskiss, seorang ilmuwan sekaligus kandidat profesor di Stanford University mengatakan bahwa kandungan kimia di batuan kuno bisa digunakan untuk mengungkapkan suasana kehidupan ketika batu itu pertama kali terbentuk.

Baca Juga: Sempat Viral, Benarkah Hutan Amazon Memproduksi 20 Persen Oksigen Bumi?

Penelitian ini difokuskan pada sebuah fenomena yang disebut "Great Oxidation Event".

Miliaran tahun lalu, hanya mikro-organisme yang dapat bertahan di Bumi.

Ketika mereka berfotosintesis, mereka mengubah komposisi kimia atmosfer yang menciptakan sejumlah besar oksigen.

Baca Juga: 14 September Mendatang, Asteroid Raksasa Ini Melintasi Bumi

Akhirnya mereka tidak bisa bertahan karena "kekenyangan oksigen" melanda semua kehidupan yang ada.

Batuan mineral barit ditemukan di subarctic Belcher Island, Kanada. (Jurnal PNAS)
Batuan mineral barit ditemukan di subarctic Belcher Island, Kanada. (Jurnal PNAS)

Dikutip dari CNN, ilmuwan memperkirakan bahwa 80 hingga 99,5 persen organisme mati pada akhir fenomena Great Oxidation Event.

"Ada terlalu banyak dari mereka, dan mereka menghasilkan terlalu banyak oksigen. Bahkan perkiraan kami, jumlah kehidupan yang terhapus melebihi kepunahan dinosaurus yang terjadi sekitar 65 juta tahun lalu," kata Hodgskiss.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Bumi 500 Tahun Mendatang?

Ilmuwan itu menjelaskan bahwa penelitiannya masih relevan dengan kondisi planet hari ini.

Itu karena saat ini Bumi masih rentan terhadap perubahan atmosfer.

Ilustrasi mikro-organisme. (Pixabay/ Pete Linforth)
Ilustrasi mikro-organisme. (Pixabay/ Pete Linforth)

Lautan yang memanas dapat mengganggu ekosistem bawah laut yang juga mengancam fotosintesis organisme di dalamnya.

Seperti yang telah diketahui, fotosinstesis organisme laut seperti fitoplankton menyumbang lebih dari 50 persen oksigen di atmosfer Bumi.

Penelitian mengenai terhapusnya kehidupan di Bumi pada 2 miliar tahun lalu sangat berguna agar ilmuwan tetap memperhatikan perubahan atmosfer untuk keberlangsungan masa depan.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB