Mengenal Garlic 2.0, Kucing Pertama Hasil Kloning Ilmuwan China

Meski hasil kloning, Garlic 2.0 terlihat sangat lucu dan imut!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 07 September 2019 | 19:00 WIB
Garlic 2.0 saat dikarantina. (Sinogene)

Garlic 2.0 saat dikarantina. (Sinogene)

Hitekno.com - Ilmuwan China berhasil membuat terobosan penting dalam teknologi kloning hewan peliharaan. Mereka berhasil "melahirkan kembali" kucing yang telah mati dan diberi nama Garlic 2.0.

Teknologi kloning ini berawal dari kesedihan Huang Yu, pemilik kucing peliharaan yang bernama Garlic.

Kucing peliharaannya mati dan ia harus berbuat sesuatu untuk "mengembalikannya".

Baca Juga: Ilmuwan China Kembangkan Kamera yang Bisa Tangkap Foto dari Jarak 45 KM

Cue Sinogene, perusahaan kloning hewan peliharaan berbasis di Beijing, China telah mengkloning lebih dari 40 anjing peliharaan.

Mereka termasuk sekumpulan ilmuwan China yang memproduksi hasil kloning anjing pertama di dunia.

Tampilan Garlic 2.0 dan Garlic yang sudah mati. (Sinogene)
Tampilan Garlic 2.0 dan Garlic yang sudah mati. (Sinogene)

Dalam situs resmi perusahaan, salah satu ilmuwan sekaligus dokter hewan bernama Shi Zhensheng yang tergabung dalam proyek ini mengatakan bahwa kloning kucing sangat sulit jika dibandingkan dengan kloning anjing.

Baca Juga: Kontroversial, Ilmuwan China dan AS Memasukkan Gen Otak Manusia ke Monyet

"Karakteristik reproduksi dan fisiologis kucing berbeda dari kebanyakan hewan. Karena kucing bukanlah hewan yang mengalami ovulasi spontan, mereka adalah salah satu dari sedikit hewan yang merangsang ovulasi. Siklus reproduksi mereka istimewa dan teknik untuk kloning sangat sulit. Operasi ini rumit," kata Shi Zhensheng dalam pernyataannya di situs resmi Sinogene.

Zhensheng dengan bangga mengatakan bahwa ini menandai langkah besar China dalam bidang kloning.

Setelah berupaya selama satu tahun, ilmuwan China dapat mentransfer embrio ke kucing pengganti yang akhirnya melahirkan anak kucing hasil kloningan.

Baca Juga: Pohon Purba Berusia 3.000 Tahun Dikloning Ilmuwan, Ini Penampakannya

Embrio itu dibiarkan berkembang selama 66 hari.

Garlic 2.0 diproduksi melalui kelahiran alami oleh induk kucing perantara. (Sinogene)
Garlic 2.0 diproduksi melalui kelahiran alami oleh induk kucing perantara. (Sinogene)

Garlic 2.0 akhirnya lahir pada 21 Juli 2019 melalui kelahiran alami dan seluruh gennya berasal dari sel somatik milik Garlic yang sudah mati.

Kini, pada awal September 2019, kondisi Garlic 2.0 masih sangat sehat dan membuktikan bahwa hasil kloning kucing pertama oleh ilmuwan China berjalan sukses.

Baca Juga: Ilmuwan Berusaha Mengkloning Kuda Purba, Usianya 30 Ribu Tahun

Dikutip dari IFLScience, prosedur penelitian dan pengembangan kloning membuat sang pemilik, Huang Yu, harus mengeluarkan biaya sebesar 250 ribu yuan atau Rp 495 juta.

Mi Jidong, General Manager Sino Valley Biotechnology Co., Ltd. menjelaskan bahwa Garlic 2.0 telah resmi dinobatkan sebagai kucing kloning pertama yang sepenuhnya dibudidayakan di China.

Pada tahun 2018, 22 juta penduduk China memelihara sekitar 40 juta kucing sebagai hewan peliharaan.

Jika sebagian kecil dari mereka bersedia mengeluarkan ratusan ribu yuan atau ratusan juta rupiah, maka industri kloning hewan peliharaan akan menjadi industri yang sangat menguntungkan di masa depan.

Meski hasil kloning, Garlic 2.0 tetap terlihat sebagai hewan yang imut dan tak ada yang menyangka bahwa ia adalah kucing pertama hasil kloning yang dilakukan oleh ilmuwan China.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB