BJ Habibie dan Crack Progression Theory dalam Dunia Penerbangan

Teori temuan BJ Habibie ini yang lalu dipakai oleh seluruh industri penerbangan dunia.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Kamis, 12 September 2019 | 13:34 WIB
#HBDHabibie. (Suara.com/Ismail)

#HBDHabibie. (Suara.com/Ismail)

Hitekno.com - Satu hal yang begitu lekat dengan BJ Habibie adalah dunia penerbangan. Presiden ke-3 RI ini dikenal dengan crack progression theory yang begitu penting dalam dunia penerbangan khususnya pesawat terbang.

Crack progression theory merupakan teori yang digunakan untuk memprediksi titik mula retakan pada sayap pesawat terbang. BJ Habibie sukses membuat merumuskan perhitungan mendetail yang presisi hingga tahapan atom.

Kontribusi BJ Habibie dalam teori ini jelas merupakan penemuan paling penting dan mengejutkan dalam dunia penerbangan.

Baca Juga: Netizen Bongkar Modus Penipuan Driver Ojol yang Mengaku Istri Sakit Keras

BJ Habibie sadar betul jika sayap pesawat yang kokoh ternyata memiliki struktur yang berongga-rongga. Bagian struktur saya pesawat ini berfungsi untuk menahan tekanan besar dan terus menerus saat perusahaan beroperasi.

Sayap pesawat memikul beban berat saat pesawat take off, landing, hingga megalami turbulensi. Bagian ini penting untuk menahan beban yang besar dan dalam waktu terus menerus.

Pesawat N250 Gatot Kaca karya BJ Habibie. (Wikipedia/Public Domain)
Pesawat N250 Gatot Kaca karya BJ Habibie. (Wikipedia/Public Domain)

Selama kurang lebih 40 tahun, para pekerja dalam dunia penerbangan tidak pernah tahu mengenai kerusakan yang ada di sayap pesawat. Keterbatasan alat pada masanya yang membuat hal ini sulit ditangani hingga menimbulkan kecelakaan pesawat secara terus menerus.

Baca Juga: iPhone 11 Dihubungkan dengan Trypophobia, Ini 7 Meme Kocaknya!

Pesawat biasanya mengalami kelelahan pada bagian penghubung saya dan body utama pesawat terbang. Pasalnya, dua bagian ini sering kali melakukan pekerjaan besar saat take off, landing, dan turbulensi.

Hal ini yang lalu membuat timbulnya retakan atau crack. Awal retakan biasanya berukuran 0,005 milimeter dan terus menjadi besar dan bercabang. Jika tidak juga terdeteksi, retakan ini akan sangat mengancam dan bisa saja langsung patah saat take off.

Pada masanya, masalah satu ini cukup sulit dipecahkan oleh para ilmuwan. Hingga BJ Habibie muncul dan mengungkap titik awal retakan berdasarkan hasil penghitungannya.

Baca Juga: Kelabui Sang Ibu Agar Bisa Beli Laptop Gaming, Cara Anak Ini Gokil Abis

BJ Habibie meninggal dunia. (Suara.com/Oke Atmaja)
BJ Habibie meninggal dunia. (Suara.com/Oke Atmaja)

Teori temuan BJ Habibie ini yang lalu dipakai oleh seluruh industri penerbangan dunia. Berdasarkan perhitungan tersebut, resiko kecelakaan menjadi berkurang dan proses perawatan menjadi lebih mudah serta murah.

Berkat teorinya tersebut, BJ Habibie sukses menjabat sebagai vice president di salah satu industri penerbangan terbesar di Jerman yaitu Messerchmitt Boelkow Blohm GmbH (MBB).

Crack progression theory yang dibuat BJ Habibie membuatnya menjadi satu-satunya orang non-Jerman yang mampu menduduki posisi vice president di perusahaan tersebut.

Baca Juga: Mau Bongkar Celengan, Netizen Ini Diawasi Sosok Seram

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB