Mengapa Rasa Bahagia Terasa Begitu Cepat? Penyebabnya Seperti Ini

Rasa bahagia ternyata dapat berkurang seiiring dengan berjalannya waktu.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 07 Oktober 2019 | 19:00 WIB
Ilustrasi tokoh utama dari Joker yang memaksa memiliki rasa bahagia. (YouTube/ Movieclips Trailers)

Ilustrasi tokoh utama dari Joker yang memaksa memiliki rasa bahagia. (YouTube/ Movieclips Trailers)

Hitekno.com - Rasa bahagia ternyata tidak dapat berlangsung dalam waktu yang lama sehingga mood seseorang bisa naik dan turun seiring berjalannya waktu.

Dalam penelitian ilmiah, kebahagiaan ternyata berumur pendek.

Itu yang menyebabkan seseorang selalu menginginkan hal berbeda untuk memperoleh sensasi kebahagiaan yang baru.

Baca Juga: Kata Ahli, Menjadi Jomblo Itu Baik dan Bikin Bahagia

Meskipun mendapatkan apa yang kita inginkan, kita mungkin tidak akan merasakan kebahagiaan dalam waktu yang lama.

Penelitian dari Pennsylvania State University mengungkapkan bahwa itu ada hubungannya dengan "hedonic adaptation" dan "adaptasi hedonis".

Hedonix adaptation mengacu pada suatu proses di mana orang terbiasa dengan situasi mereka, sehingga efek emosional dari peristiwa positif dan negatif akan berkurang seiiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Nikahi Hatsune Miku, Pria Ini Mengaku Lebih Bahagia

Ilustrasi rasa bahagia yang dikelilingi rasa yang lain. (Pixabay/ Alexas_Fotos)
Ilustrasi rasa bahagia yang dikelilingi rasa yang lain. (Pixabay/ Alexas_Fotos)

Sebagai contoh, kemungkinan kita mengira bahwa pemenang hadiah Rp 1 miliar akan jauh lebih bahagia daripada rata-rata orang di sekitarnya.

Atau mungkin kita mengira bahwa seseorang yang divonis lumpuh karena kecelakaan menjadi relatif sengsara.

Pada pemrosesan sinyal pada otak, ternyata kedua orang di atas menunjukkan tingkat kebahagiaan yang kurang lebih sama setelah setahun mengalami peritiwa tersebut.

Baca Juga: Menurut Peneliti, Pelihara Kucing Bikin Hidup Lebih Bahagia

Dalam mengejar kebahagiaan, peneliti menganalogikan sebuah cerita dalam mitologi Yunani.

Ilusrasi mengejar kebahagiaan. (Pixabay/ Roopam Jaichand)
Ilusrasi mengejar kebahagiaan. (Pixabay/ Roopam Jaichand)

Sisyphus, raja Korintus yang terkenal kejam, dikutuk oleh Zeus atas hukuman kekal berupa menggulingkan batu besar ke atas gunung.

Setiap kali dia hendak mencapai puncak, batu itu tanpa ampun berguling ke bawah, memaksanya mengulangi seluruh latihan di atas, untuk selamanya!

Baca Juga: Menurut Penelitian, Kambing Menyukai Orang yang Bahagia

Perburuan manusia dalam mengejar puncak kebahagiaan adalah upaya tanpa akhir, seperti kutukan Sisyphus.

Ilustrasi orang bahagia. (Pixabay/ rawpixel)
Ilustrasi orang bahagia. (Pixabay/ rawpixel)

Dikutip dari Science ABC, penelitian menemukan beberapa cara dalam upaya meningkatkan rasa kebahagiaan meskipun sebenarnya tidak akan mencapai puncak.

Beberapa sifat positif terbukti dapat meningkatkan kebahagiaan sehingga rasa bahagia dapat dipertahankan dalam waktu sedikit lebih lama.

Beberapa hal tersebut adalah rasa syukur atau ucapan terima kasih, visualisasi positif (optimis dalam impian), dan melakukan perbuatan baik.

Itulah tadi penjelasan ilmiah mengenai mengapa rasa bahagia terasa begitu cepat dan cara mempertahankan kebahagiaan dalam waktu sedikit lebih lama, bagaimana menurut pendapat kamu?

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB