Hitekno.com - Pawang hujan identik dengan sosok pengendali cuaca yang lebih dekat pada unsur klenik. Namun kini ada pawang hujan yang bukan dukun.
Bukan lagi pawang hujan yang membakar kemenyan dan melafalkan mantra. Kini sudah ada pawang hujan dengan memanfaatkan teknologi.
Namun praktek mengendalikan cuaca dengan teknologi bukan baru-baru ini saja. Praktik semacam ini sudah dilakukan sejak 1947.
Baca Juga: BMKG: Musim Hujan di Sebagaian Wilayah Indonesia Mundur ke Desember 2019
Namun dari masa ke masa, menggunakan teknologi yang berbeda sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
Bagaimana cara kerja kerja Pawang Hujan kekinian? Berikut ini beberapa contohnya:
1. Menembakkan roket
Baca Juga: Dari Hewan Transparan Hingga Hutan Hujan, Ini Lima Hal Aneh di Antartika
Praktik ini dilakukan oleh China saat menggelar Olimpiade 2008 yang lalu. Saat menjelang upacara pembukaan Olimpiade, China terus-terusan menembakkan roket ke udara untuk mengusir awan
Dilansir independent.co.uk, dibutuhkan sekitar 1.000 roket untuk dapat membubarkan konsentrasi awan yang bisa menimbulkan hujan.
Baca Juga: Mengerikan, Ada Fenomena Misterius Hujan Laba-laba di Brasil
Cara ini masih sering dilakukan pemerintah China untuk memastikan hari libur bebas dari hujan.
2. Project Cirrus
Baca Juga: Takut Hujan, Driver Ojol Ini Jemput Penumpang Naik Mobil
Amerika Serikat (AS) juga punya teknologi pengendali cuaca di bawah kendali militer bernama Project Cirrus. Proyek ini dilakukan pada tahun 1947 untuk memodifikasi badai agar berubah arah.
Seperti dilansir The Black Vault, AS menerbangkan beberapa pesawat militernya ke arah badai. Ketika sampai di pusat badai, setiap pesawat akan melepaskan 82 kilogram dri ice yang telah dihancurkan.
Sayangnya, bukannya mengarah ke laut, badai ini malah bergerak ke daratan. Gagal deh.
3. Penyemaian awan di Afrika Selatan
Dalam rangka meningkatkan hasil panen dan mengatasi kekeringan, Afrika Selatan mencoba membuat hujan. Dengan memanfaatkan satelit dan radar, mereka memantau pergerakan awan dari tahun 1997 hingga 2001.
Dari data inilah dimulai program penyemaian awan oleh Afrika Selatan untuk membuat hujan.
4. Menaburkan garam
Indonesia juga punya pengalaman dalam melakukan manipulasi cuaca dengan cara menaburkan bubuk garam (NaCl).
Pada tahun 2013, cara ini digunakan untuk menghadapi banjir di Jakarta. Dengan menaburkan garam di awan, membuat hujan turun sebelum memasuki wilayah Jakarta.
Cara yang mirip juga sering digunakan untuk membuat hujan di saat musim kemarau tiba.
Penaburan beragam jenis garam dan bahan ini akan menciotakan pembentukan awan yang kemudian turun sebagai hujan.
5. Penyemaian awan di Kanada
Penyemaian awan juga bisa digunakan untuk memanipulasi badai, seperti yang dilakukan Kanada. Negara yang sering mendapatkan badai salju ini, menerbangkan pesawat ke tepat mata badai.
Dilansir CBC, ketika tepat di pusat badai, pesawat akan menyalakan api berisi iodia perak. Ini akan membuat badai es lebih cair, sehingga mengurangi kerusakan properti akibat badai.
Itulah beberapa cara kerja pawang hujan kekinian yang bukan lagi seperti dukun dengan bakar kemenyan.