Hitekno.com - NASA dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa lubang lapisan ozon yang berada di atas Antartika belum lama ini menyusut. Karena hal ini, banyak yang bertanya-tanya, apakah ini berita baik atau buruk?
Pada 4 Oktober 2019, lapisan ozon tersebut menyusut ke ukuran yang lebih kecil dan sukses mengalahkan rekok sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 1982.
Dilansir dari Live Science, lapisan ozon yang terdiri dari molekul tiga atom oksigen akan tumbuh sekitar 8 juta mil persegi atau sekitar 20 juta kilometer persegi pada tahun-tahun seperti ini.
Baca Juga: Bukan Mitos, Buaya Putih Memang Benar Ada Bahkan Dipelihara
Faktanya, tahun ini berbeda, akibat cuaca yang hangat di Belahan Bumi Selatan, lubang lapisan ozon lalu memanjang kurang dari 3,9 juta mil persegi atau 10 juta kilometer persegi pada September hingga Oktober ini.
NASA menjelaskan bahwa hal ini adalah berita baik untuk Bumi bagian selatan. Pasalnya, ozon akan menjadi lebih tinggi dan membuat tingkat sinar ultraviolet menjadi lebih rendah.
Nantinya, selama bulan-bulan musim dingin di Bumi bagian selatan, awan akan terbentuk di stratosfer yang kemudian membentang dari 9 hingga 31 mil atau 9,5 hingga 50 kilometer di atas permukaan Bumi.
Baca Juga: BMKG: Musim Hujan di Sebagaian Wilayah Indonesia Mundur ke Desember 2019
Karena terjadi fenomena ini, jumlah terkecil cahaya dari matahari akan memecah gas klorin atau unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas racun yang menyesakkan. Proses pemecahan ini akan mengubah zat tersebut menjadi atom klorin.
Secara kimiawi, atom-atom yang reaktif ini dapat menghancurkan molekul ozon dan lalu membuat lubang ozon di Antartika menjadi lebih besar di musim dingin.
Di Kutub Selatan, saat suhu mulai memanas, awan di stratosfer akan menghilang sehingga nantinya tidak ada tempat untuk terjadinya reaksi kimia pemusnahan ozon.
Baca Juga: Sebesar Butiran Pasir, Ini Kamera Terkecil di Dunia
NASA lalu memastikan bahwa lubang lapisan ozon yang menyusut ini tidak akan membawa banyak dampak negatif bagi Bumi. Sebaliknya, hal ini berdampak baik karena berkurangnya sinar ultraviolet.