Hitekno.com - Sampel debu bulan yang tersimpan lebih dari 40 tahun belum lama ini akhirnya diteliti oleh NASA. Alhasil, fakta mengejutkan dari penemuan ini akhirnya terungkap.
Diketahui, sampel debu bulan tersebut pertama kali dikumpulkan dalam misi Apollo beberapa dekade yang lalu. Sampel ini dikumpulkan secara khusus oleh para astronot Apollo 17 dalam misi terakhir Gene Cernan dan Jack Schmitt pada 7 Desember 1972.
Tersimpan dalam waktu yang cukup lama, NASA akhirnya memutuskan untuk membuka dan memperkenalkan penemuannya tersebut.
Baca Juga: Kini Kita Bisa Beri Nama Bintang dan Planet Terluar, Begini Caranya!
Mengandalkan teknologi analisis yang baru dikembangkan, penemuan berharga yang disebut 73002 ini akhirnya dibuka pada 5 November 2019 lalu.
Dilansir dari Science Alert, sampel debu ini diteliti dengan menggunakan pengembangan sains dari Apollo yang kemudian memungkinkan generasi baru ilmuwan dan kurator untuk memperbaiki teknik.
Penelitian ini dilakukan untuk memperlancar misi ke Bulan pada 2020. Hasilnya mungkin dapat membantu mengarahkan astronot untuk titik-titik yang layak mendapat penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: NASA Ungkap Rasa Mengerikan Saat Masuk Lubang Hitam, Bisa Bayangkan?
Penelitian mengenai hal ini lalu dilakukan dengan citra 3D non-destruktif, spektrometri massa untuk atom dan molekul terionisasi, dan mikrotomi resolusi tinggi untuk memotong sampel menjadi sangat tipis.
Pemindaian 3D beresolusi tinggi lalu dilakukan sebelum membuka sampel debu Bulan ini. Dengan sangat hati-hati debu ini diteliti dengan menggunakan wadah nitrogen kering ultra-murni agar terhindar dari kontaminasi udara terbuka.
Selanjutnya, penelitian terus dilakukan untuk melihat hasil sampel debu bulan tersebut. Belum ada kabar selanjutnya dari NASA mengenai akhir penelitian ini. Namun, dapat dipastikan bahwa hasil ini akan berpengaruh pada misi NASA selanjutnya ke Bulan.
Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Robot Hasil Kloningan Manusia, Kok Makin Serem Ya?