Ilmuwan Teliti Fosil Kera Raksasa Berumur 2 Juta Tahun, Tingginya 3 Meter

Kera raksasa ini ternyata nenek moyang orangutan abad zaman modern.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 19 November 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi Gigantopithecus blacki. (YouTube/ Rob Traquair)

Ilustrasi Gigantopithecus blacki. (YouTube/ Rob Traquair)

Hitekno.com - Ilmuwan baru saja melakukan penelitian tingkat lanjut mengenai fosil kera raksasa yang berumur 2 juta tahun. Hewan kuno berlengan panjang itu dipercaya memiliki tinggi hingga mencapai 3 meter.

Fosil Gigantopithecus blacki hanya menyisakan cengkeraman tulang tangan (clutch) serta rahang bawah dan giginya.

Setelah diteliti lebih lanjut, penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature pada 13 November 2019 mengungkapkan bahwa hewan raksasa itu adalah nenek moyang orangutan zaman modern.

Baca Juga: Ditemukan Spesies Kuno Baru, Berkaki Manusia Tapi Berlengan Kera

Mereka bisa tumbuh menjulang hingga 3 meter dengan berat 600 kilogram.

Sebenarnya fosil Gigantopithecus telah ditemukan di China Selatan pada tahun 1935 namun ilmuwan belum maksimal dalam melakukan rekonstruksi karena fosil tidak memiliki tengkorak lengkap atau tulang lain.

Fosil gigi dari Gigantopithecus blacki. (YouTube/ White Number)
Fosil gigi dari Gigantopithecus blacki. (YouTube/ White Number)

Dengan metode terbaru pengurutan protein, peneliti memperkirakan bahwa hewan kuno itu telah punah sejak 300 ribu tahun lalu.

Baca Juga: Arkeolog Teliti Kerangka Manusia Ini, Bekas Ritual Mengerikan Apa?

Enamel gigi yang diteliti mengungkapkan bahwa fosil tersebut milik kera raksasa betina.

Teknik spektrometri massa untuk memeriksa protein dalam enamel pada gigi yang sudah memfosil dapat mengekstraksi informasi genetik tentang garis keturunan hewan purba.

Pemandangan dari dalam Gua Chuifeng di China, tempat ditemukannya fosil kera raksasa. (Jurnal Nature/ Profesor Wei Wang)
Pemandangan dari dalam Gua Chuifeng di China, tempat ditemukannya fosil kera raksasa. (Jurnal Nature/ Profesor Wei Wang)

Profesor Enrico Cappellini dari tim penelitian Globe Institute Universitas Kopenhagen menjelaskan bahwa teknik terbaru dapat merekonstruksi hubung evolusi spesies hewan.

Baca Juga: Kerangka Berumur Ratusan Tahun Diteliti, Ungkap Siksaan Mengerikan

"Dalam studi ini, kita bahkan dapat menyimpulkan bahwa garis keturunan orangutan dan Gigantopithecus berpisah sekitar 12 juta tahun yang lalu," kata profesor Enrico Cappellini dikutip dari Science Focus.

Kekuatannya yang besar dan kuat menjaga Gigantopithecus aman dari pemangsa yang hidup di sekitarnya termasuk harimau, macan tutul, dan beruang hitam.

Baca Juga: Sepasang Kerangka Berumur Ribuan Tahun Ditemukan Saling Bergandengan Tangan

Peneliti meyakini bahwa Gigantopithecus blacki adalah herbivora sehingga mereka menggunakan rahang berototnya untuk mengunyah rerumputan keras yang tersebar di hutan-hutan Asia Tenggara.

Kera raksasa ini juga menyukai iklim yang lembab dan hangat sehingga hewan kuno tersebut diyakini tinggal di gua-gua subtropis yang tersebar di pegunungan Asia.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB