Mengerikan, Ilmuwan Menemukan Spesies Baru Laba-Laba Pemakan Daging

Laba-laba ini hanya butuh satu gigitan untuk "memakan daging" mangsanya melalui racun yang mematikan.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 14 Desember 2019 | 06:30 WIB
Laba-laba pemakan daging yang baru ditemukan di Meksiko pada Desember 2019. (NAUM)

Laba-laba pemakan daging yang baru ditemukan di Meksiko pada Desember 2019. (NAUM)

Hitekno.com - Sekelompok ilmuwan dari Meksiko baru saja menemukan laba-laba pemakan daging dengan racun yang cukup membahayakan. Istilah "pemakan daging" ini bukan berarti hewan tersebut langsung mengunyah daging secara langsung dari mangsanya, namun melalui racun dari mulutnya.

Tak seperti hewan karnivora yang mengunyah dan mencabik daging buruannya, laba-laba satu ini "memakan daging" hanya dengan menggigitnya satu kali saja.

Racun yang ada pada laba-laba itu yang akan memakan daging secara perlahan.

Baca Juga: Mengerikan, Puluhan Laba-laba Jumbo Ditemukan di Sarang Hewan Imut Ini

Laba-laba tersebut masuk dalam kategori violin spider atau laba-laba biola mengingat ditemukan pola berbentuk biola pada bagian tubuh mereka.

Spesies baru laba-laba biola ditemukan di daerah yang disebut sebagai Valley of Mexico, sebuah dataran tinggi gunung berapi di Meksiko tengah.

Struktur morfologi laba-laba pemakan daging Loxosceles tenochtitlan yang masih berusia muda. (NAUM)
Struktur morfologi laba-laba pemakan daging Loxosceles tenochtitlan yang masih berusia muda. (NAUM)

Dari 140 spesies yang terdapat di genus ini, sebanyak 40 di antaranya terdapat di Meksiko.

Baca Juga: Peneliti Kenalkan Spesies Baru Laba-Laba dengan Tato di Tubuhnya

Sementara sebagian besar di antaranya banyak ditemukan di negara-negara Amerika Latin.

Dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh National Autonomous University of Mexico (NAUM), ilmuwan memberi nama spesies baru ini sebagai Loxosceles tenochtitlan.

Kabar baik, hewan tersebut cenderung menghindari kontak jika bertemu dengan manusia.

Baca Juga: Sudah Mati Jutaan Tahun Lalu, Mata Laba-laba Ini Bersinar

Namun gigitannya bisa mengakibatkan infeksi serius meski tidak menimbulkan kematian.

Salah satu laba-laba dari genus Loxosceles di Brazil. (NAUM)
Salah satu laba-laba dari genus Loxosceles di Brazil. (NAUM)

Gigitan laba-laba biola biasanya tidak fatal, namun "jahat". Korban yang telah tergigit harus mendapatkan perhatian medis karena bisa merasakan kesakitan luar biasa.

Loxosceles tenochtitlan akan menggigit mangsanya tanpa rasa sakit yang berarti.

Baca Juga: Mengerikan, Ada Fenomena Misterius Hujan Laba-laba di Brasil

Namun sesaat setelahnya, racun mulai menyebar dan bisa "memakan daging" secara perlahan.

Dikutip dari IFLScience, racun nekrotik pada hewan ini sering menimbulkan gejala yang disebut Loxoscelism.

"Tahap kritis adalah 24 jam pertama, dan kadang-kadang hingga 48 jam ketika Anda mulai melihat efeknya. Reaksi dimulai dengan luka yang mengembang dan menghasilkan nekrosis jaringan yang cukup besar (atau kematian jaringan)," kata Valdez-Mondragon, ilmuwan dari NAUM.

Pada kasus yang parah dan jarang terjadi, bakteri pemakan daging yang terdapat dari genus Loxosceles bisa menyebar dan menimbulkan luka infeksi sepanjang lebih dari 30 sentimeter.

Untungnya, Loxosceles tenochtitlan hanya menyukai serangga sebagai menu utamanya dan manusia tidak masuk dalam daftar sehingga kita bisa bernafas lega.

Laba-laba pemakan daging ini cenderung bersembunyi untuk menyergap mangsanya secara diam-diam karena mereka hanya perlu satu gigitan untuk melumpuhkan mangsa.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB