Menyambut Gerhana Matahari Cincin, Ini Cara Aman untuk Melihatnya

Jangan melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang karena bisa berakibat fatal pada mata kamu.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 25 Desember 2019 | 11:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. (Wikipedia/ Smrgeog)

Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. (Wikipedia/ Smrgeog)

Hitekno.com - Menjelang akhir tahun 2019, penduduk Bumi akan disuguhi peristiwa astronomi langka yaitu Gerhana Matahari Cincin. Diprediksi oleh ilmuwan, Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 26 Desember 2019.

Berdasarkan rilis resmi yang diunggah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada tanggal 13 Desember 2019, akan ada setidaknya 25 kota dan kabupaten di 7 provinsi di Indonesia yang bisa menikmati Gerhana Matahari Cincin 26 Desember.

Wilayah yang terlewati jalur cincin pada Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 adalah Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Srilanka, Samudra India, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Samudera Pasifik," tulis BMKG dalam akun Twitter resminya.

Baca Juga: Terbaru, Ilmuwan Temukan Ledakan Dahsyat di Permukaan Matahari

Tujuh provinsi yang bisa menyaksikan Gerhana Matahari Cincin adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.

Sedangkan sisanya akan menikmati Gerhana Matahari Sebagian.

Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin Ring of Fire. (YouTube)
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin Ring of Fire. (YouTube)

Sebagai informasi, Gerhana Matahari Cincin terjadi karena wilayah yang dilalui oleh bayangan antumbra, yaitu perpanjangan dari umbra (bayangan utama) di mana Bulan tepat berada di depan Matahari.

Baca Juga: Top 3 Berita Populer: Matahari Made In China dan Sandal Mi Instan

Tetapi piringannya tampak terlalu kecil untuk menutupi seluruh piringan Matahari. Sehingga tercipta seperti Gerhana Matahari Cincin yang kita kenal.

Oleh ilmuwan Barat, penampakan tersebut disebut "Ring of Fire" karena akan menyuguhkan sebuah lingkaran di mana terlihat nyala api di sekitarnya.

Namun tunggu dulu, kamu tidak boleh melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang karena bisa berakibat fatal pada mata kamu.

Baca Juga: Hampir Jadi, Matahari Made In China Diharapkan Beroperasi pada 2020

Tak hanya Gerhana Matahari Cincin, gerhana Matahari biasa juga tak disarankan untuk memandangnya secara langsung.

Ilustrasi orang yang melihat gerhana Matahari dengan kamera dan kacamata pelindung. (YouTube/ The Weather Network)
Ilustrasi orang yang melihat gerhana Matahari dengan kamera dan kacamata pelindung. (YouTube/ The Weather Network)

Dikutip dari Time, Dr. B. Ralph Chou, presiden Royal Astronomical Society of Canada, menjelaskan bahwa melihat gerhana Matahari secara langsung bisa berakibat fatal bagi mata.

"Jika orang melihat tanpa perlindungan yang tepat ke arah gerhana Matahari, mereka berisiko melukai mata mereka sendiri. Dan jika mereka mengalami cedera, tergantung pada seberapa sering dan berapa lama mereka melihat gerhana Matahari tanpa perlindungan, mereka memiliki risiko besar kehilangan penglihatan permanen," kata Dr. B. Ralph Chou.

Baca Juga: Gerhana Matahari 26 Desember 2019 Ancam Pergerakan Bumi?

Ia menjelaskan bahwa tidak ada gejala rasa sakit secara langsung ketika mata melihat gerhana Matahari.

Itu karena retina tidak memiliki reseptor rasa sakit, jadi sulit untuk mengetahui apakah Anda benar-benar sedang mengalami cedera mata.

Gejala umum mulai terjadi 12 jam setelah melihat gerhana, ketika orang bangun di pagi hari dan melihat penglihatan mereka telah berubah.

Kamera lubang jarum. (YouTube/ The Weather Network)
Kamera lubang jarum. (YouTube/ The Weather Network)

Tidak ada solusi untuk mengurangi cedera secara efektif, kata Chou, selain menunggu dan melihat apakah pasien mendapatkan kembali penglihatan mereka.

Namun jika cedera mereka terlalu parah, maka mereka bisa mengalami kebutaan.

Ketika gerhana Matahari melintasi Inggris pada tahun 1999, dokter mata melaporkan 70 kasus cedera mata yang dialami warga Inggris.

Sebagian besar dari mereka mengaku telah melihat gerhana Matahari tanpa filter atau kacamata pelindung.

Menyambut Gerhana Matahari Cincin, situs resmi NASA membagikan cara aman bagi warga Bumi untuk melihat peristiwa astronomi langka itu.

Cara paling aman adalah memanfaatkan kamera lubang jarum untuk melihat proses gerhana Matahari.

Melihat gerhana Matahari dengan kamera lubang jarum. (YouTube/ The Weather Network)
Melihat gerhana Matahari dengan kamera lubang jarum. (YouTube/ The Weather Network)

Video ini akan menampakkan tutorial dalam membuat kamera lubang jarum.

Kamu hanya perlu menyiapkan kardus, selembar kertas, paku, dan kertas aluminium foil untuk membuatnya.

Ketika sudah jadi, kamera lubang jarum akan membuat kamu dapat melihat proyeksi Matahari dan Bulan.

Menurut NASA, cara lain sesuai standar keamanan adalah menggunakan "kacamata gerhana" yang dilengkapi filter khusus.

Lensa "kacamata gerhana" dibuat dari filter cahaya Matahari dengan tujuan khusus yaitu menciptakan kondisi ratusan ribu lebih gelap dari kacamata biasa.

Kacamata ini sangat gelap sehingga hanya Matahari yang menjadi objek satu-satunya yang dapat dilihat oleh pengguna.

NASA dan AAS (American Astronomical Society) merekomendasikan bahwa kacamata gerhana harus memenuhi standar internasional ISO 12312-2.

Kacamata tersebut sudah banyak tersedia di Amazon dan beberapa toko online di Indonesia.

Pastikan terdapat cantuman ISO 12312-2 pada kacamata gerhana sehingga kamu bisa melihat Gerhana Matahari Cincin secara aman.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB