Digunakan di Berbagai Negara, Deretan Teknologi Ini Bisa Cegah Banjir

Mana menurut kamu yang cocok untuk mencegah banjir di Jakarta?

Dinar Surya Oktarini

Posted: Jum'at, 03 Januari 2020 | 16:49 WIB
 Thames Barrier. (YouTube)

Thames Barrier. (YouTube)

Hitekno.com - Awal tahun 2020, sejumlah kawasan Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir dan menggenangi pemukiman warga hingga pusat perbelanjaan. Namun, musibah banjir juga bisa dicegah dengan teknologi lho.

Teknologi ini diciptakan untuk mengatasi dan mencegah banjir terjadi sehingga tak sampai melumpuhkan aktivitas masyarakat.

Beberapa negara sudah mengaplikasikan teknologi ini, contohnya seperti Jepang, Austria hingga Swedia.

Baca Juga: Jadi Solusi Banjir, Teknologi Gorong-gorong Raksasa Ini Malah Ditolak Anies

Agar tak terjadi kembali, yuk simak deretan teknologi dari berbagai negara untuk mengatasi banjir.

Great Wall of Louisiana

Great wall Louisiana. (YouTube)
Great wall Louisiana. (YouTube)

Great Wall of Louisana atau tembok raksasa Louisiana ini merupakan salah satu teknologi anti banjir yang digunakan menghalau banjir dan gelombang badai di New Orleans, Amerika Serikat.

Baca Juga: Meski Berkelas, Desain Kamar Mandi Ini Bikin Netizen Ngakak!

Dibangun usai badai Katrina yang menghantam tahun 2005 lalu, tembok ini dibangun sepanjang 2,8 km dan memiliki tinggi 8 meter.

Tembok raksasa ini dilengkapi dengan pelabuhan, terowongan dan pompa terbesar di dunia.

Tubewall

Baca Juga: Gadis Ini Pamer Cara Unik Nikmati Banjir di Rumah Mewah, Netizen: Ya Ampun

Tubewall, (Amazon)
Tubewall, (Amazon)

Jika Amerika memiliki tembok raksasa, beda lagi dengan Swedia yang memanfaaatkan tabung dari bahan anti bocor yang bisa menggelembung dan tersambung.

Tabung ini dijamin tidak akan bergeser karena berat air dan air banjir akan menekannya ke bawah.

Tabung ini perlu dipompa dahulu sebelum dipakai, namun jika banjir sudha surut Tubewall ini akan dikempeskan dan dapat dilipat.

Baca Juga: Heroik, Pria Ini Terjang Banjir Demi Antar Makanan ke Teman-temannya

G-Cans

G-cans. (Wikipedia/Dddeco)
G-cans. (Wikipedia/Dddeco)

Beda lagi dengan Jepang, teknologi anti banjir dari negeri sakura ini bernama G-Cans atau drainase bawah tanah yang ada di Kasukabe Saitama.

G-Cans sudah dibuat sejak tahun 1992 dan selesai pada tahun 2006. Drainase punya Jepang ini memiliki 5 tangkis berbahaan beton setinggi 65 m dan dihubungkan dengan terowogan speanjang 6,4 km di bawah tanah.

Teknologi ini dibangun untuk mencegah luapan sungai atau badai di Jepang.

Thames Barrier

 Thames Barrier. (YouTube)
Thames Barrier. (YouTube)

Thames Barrier merupakan teknologi penghalau banjir yang dimiliki London, Inggris sejak tahun 1974 dan selesai tahun 1982.

Teknologi ini memiliki 10 gerbang baja yang masing-masing seberat 3,3 ton yang bisa tertutup dan terbuka.

Thames Barrier ini terbentang di Sungai Thames sepanjang 520 m dan melindungi kota London saat banjir.

Dinding Anti Banjir

 Dinding Anti Banjir. (YouTube)
Dinding Anti Banjir. (YouTube)

Pemerintah kota Grein, Austria membangun teknologi anti banjir berupa dinding yang bisa dibongkar pasang lho.

Teknologi berupa dinding dengan ketinggian 3,6 meter yang mengarahkan luapan air dari sungai Danube.

Pemerintah membangun dinding tersebut di pinggiran suangai agar air tak meluap ke pemukiman dan akan dilepas kembali apabila sungai sudah kembali normal.

Berikut deretan teknologi pencegah banjir yang berada di beberapa negara, menurut kamu teknologi mana yang cocok diterapkan di Indonesia?

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB