Hitekno.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Setelah penerapan teknologi modifikasi cuaca ini, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan kalau teknologi ini telah mengurangi intensitas hujan 30 hingga 40 persen di Jabodetabek.
"Ini tentu kita bandingkan dengan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Harapan kita untuk mengurangi intensitas hujan dengan TMC hingga 40 persen saat ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan," katanya di Jakarta, Selasa (7/1/2019).
Baca Juga: Muncul 2 Bibit Siklon Tropis di Selatan Indonesia, Bakal Berdampak Begini
Menurutnya, prakiraan hujan intensitas tinggi itu sebenarnya akan terus terjadi sebab awan-awan pembawa hujan lebat juga terus bergerak. Ditambah lagi dengan informasi BMKG terkait jangka waktu terjadinya cuaca ekstrem.
Apalagi, hujan yang terjadi diprediksi tidak hanya akibat udara bawah yang datang dari Afrika, melainkan juga terdapat bibit-bibit siklon yang membawa angin kencang serta hujan lebat.
"Jadi program TMC ini akan terus kita lanjutkan sebagai bentuk antisipasi serta mitigasi lebih lanjut terkait intensitas hujan di Jabodetabek dan sekitarnya," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Hujan Deras, BPPT Mulai Jalankan Operasi Modifikasi Cuaca
Ia menjelaskan prediksi BMKG ialah udara bawah yang datang dari Afrika masuk melalui Sumatera bagian barat, turun ke Lampung, masuk ke daerah Jawa Barat, Banten hingga Jabodetabek.
Untuk udara basah yang membawa awan hujan lebat dan belum sampai ke daratan Jabodetabek, katanya, terus dilakukan penyemaian melalui teknologi modifikasi cuaca sehingga hujan turun di perairan atau laut, Selat Sunda ataupun Teluk Jakarta.
"Yang penting tidak masuk sampai ke daratan. Walaupun ada itu adalah berupa sisa-sisa," katanya.
Baca Juga: BMKG: Hujan Disertai Petir dan Angin Berpotensi Muncul di Wilayah Ini
Secara umum, penyemaian awan untuk mempercepat penurunan hujan dilakukan sejak Jumat (3/1/2020) di barat, barat daya dan barat laut Jabodetabek atau meliputi wilayah Perairan Barat Pandeglang, barat daya Pandeglang, Selat Sunda dan Perairan Timur Lampung hingga sebagian wilayah Teluk Jakarta.
Saat ini pertumbuhan awan cukup besar didominasi dari wilayah upwind atau melawan arah angin dari Jabodetabek.
Dikarenakan wilayah sekitar target merupakan daerah konvergensi angin, maka pertumbuhan awan masih cukup cepat dan memicu terjadi hujan di wilayah Jabodetabek, namun dengan intensitas lebih berkurang berkat TMC, demikian Hammam Riza.
Baca Juga: Sering Disepelekan, Kepala BMKG Minta Warga Percaya Prakiraan Cuaca
Itulah penjelasan kepala BPPT terkait penerapan teknologi modifikasi cuaca yang diklaim sudah mengurangi intensitas hujan Jabodetabek sampai 30-40 persen. (Suara.com/ Liberty Jemadu).