Hitekno.com - Pada 11 Januari 2020, warga Bumi bisa menyaksikan sebuah peristiwa unik berupa Gerhana Bulan beserta peristiwa astronomi lainnya. Bagi warga asli penghuni Benua Amerika, peristiwa Gerhana Bulan di bulan Januari sering disebut sebagai Super Blood Wolf Moon atau Wolf Moon Eclipse.
Ribuan tahun lalu, orang-orang di Eropa dan suku-suku asli Amerika Serikat memberi nama penampakan Bulan dengan sebutan berbeda berdasarkan peristiwa alami di Bumi.
Salah satunya adalah Full Moon atau Bulan Purnama di Januari yang dikaitkan dengan sebutan Wolf Moon atau Bulan Serigala.
Baca Juga: Hingga 2100, Langit Indonesia Akan Dihiasi 13 Gerhana Matahari, Apa Aja?
Sebutan itu muncul karena pada Bulan Purnama di Januari, kawanan serigala di Amerika Utara maupun Eropa bermunculan dan melolong saling bersautan.
Masih belum ada alasan ilmiah mengenai keterkaitan Bulan Purnama dengan keberadaan serigala yang melolong.
Namun salah satunya diprediksi bahwa lolongan mereka menyambut perburuan atau musim kawin setelah mereka kelaparan dalam melalui musim dingin.
Baca Juga: 4 Gerhana Kembali Terjadi di Indonesia pada 2020, Catat Tanggalnya
Musim kawin serigala terjadi pada bulan Februari dan mereka merupakan hewan nokturnal (aktif di malam hari) sehingga sangat wajar mereka keluar saat Bulan Purnama pada Januari.
Menurut laporan dari Space.com, Gerhana Bulan yang terjadi pada 11 Januari 2020 merupakan Gerhana Bulan Penumbra.
Tak seperti Gerhana Bulan Total yang mampu membuat Bulan benar-benar gelap, Gerhana Bulan Penumbra masih akan menyisakan penampakan Bulan.
Baca Juga: Menakjubkan, BMKG Rilis Gerhana Matahari Cincin Sempurna di Singkawang
Selama Gerhana Bulan Total, Bulan melewati bagian dalam bayangan Bumi (disebut umbra).
Saat cahaya dari Matahari dibiaskan melalui atmosfer Bumi, ia menjadi gelap hingga berubah menjadi warna kemerahan.
Penumbra merupakan bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana atau terjadinya bayangan pada benda gelap (tidak tembus pandang).
Baca Juga: Admin Kemenkes RI Guyon soal Gerhana Matahari, Warganet: Gombal!
Karena Bulan masuk pada wilayah penumbra Bumi, maka ilmuwan menyebutnya sebagai Gerhana Bulan Penumbra.
Kembali pada sebutan Super Blood Wolf Moon atau Bulan Serigala Darah, sebutan itu muncul karena Gerhana Bulan Penumbra menampilkan warna kemerahan seperti darah dan terjadi ketika masa Bulan Serigala.
Menurut International Meteor Organization, pada tanggal 28 Desember hingga 12 Januari 2020, Bumi akan mengalami peristiwa astronomi berupa hujan meteor Quadrantid.
Puncak hujan meteor Quadrantid dengan puluhan meteor yang bisa melewati atmosfer sudah jatuh pada tanggal 4 Januari kemarin.
Namun apabila menggunakan teleskop dan cukup beruntung, kamu bisa melihat tampilan meteor jatuh beserta Gerhana Bulan Penumbra.
Meski tak sebanyak momen puncaknya, setidaknya kamu bisa melihat 1 atau 2 meteor yang melintas pada fenomena hujan meteor Quadrantid.
Menurut laporan dari BMKG, Gerhana Bulan Penumbra bisa dilihat di Indonesia mulai pukul 00.05 WIB pada tanggal 11 Januari 2020 (dini hari) dan mencapai puncak pada pukul 04.14 WIB.
Itulah tadi penjelasan mengenai keunikan Gerhana Bulan pada 11 Januari 2020 nanti, jangan lewatkan momennya ya?